TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gawat! Jateng Tidak Lagi Dapat Pasokan Gandum Gegara Perang Rusia-Ukraina

Pedagang disarankan pakai tepung beras

Tanaman gandum. pixabay.com/Ralf Kunze

Semarang, IDN Times - Perang yang berkepanjangan antara Rusia melawan Ukraina telah berdampak terhadap kebutuhan bahan pangan bagi Indonesia. Bahkan, menurut pengakuan Balai Karantina Pertanian Semarang, wilayah Jawa Tengah tidak lagi mendapat pasokan gandum yang biasanya diimpor dari kedua negara tersebut. 

Baca Juga: Jadi Bahan Obat, Daging Ular dan Tokek Kering asal Jateng Diekspor ke Hongkong 

1. Impor gandum dari Rusia-Ukraina terhenti

Tentara Angkatan Bersenjata Ukraina mengendarai kendaraan peluncur roket otomatis saat berlatih di wilayah Kherson, Ukraina, dalam foto handout yang dirilis pada Selasa (1/2/2022). ANTARA FOTO/Ukrainian Armed Forces Press Service/Handout via REUTERS/FOC.

Turhadi Noerachman, Kepala Balai Karantina Pertanian Semarang mengakui jika selama ini pasokan gandum memang sangat tergantung kiriman dari Ukraina maupun Rusia. 

Secara perhitungan malahan hampir 80 persen pasokan gandum didatangkan langsung dari Ukraina. 

"Karena Rusia maupun Ukraina dalam situasi berperang, maka pasokan gandum yang mayoritas diimpor dari sana otomatis benar-benar terhenti. Sejak Juni kemarin kita dapat laporan bahwa kedua negara itu tidak lagi mengirimkan gandum ke Indonesia. Otomatis, Jawa Tengah juga gak dapat kiriman barangnya lagi. Tentunya ini jadi sebuah krisis pangan yang harus segera diatasi," ungkap Turhadi kepada IDN Times, Selasa (2/8/2022). 

2. Gandum kerap dipakai untuk bahan pembuatan kulit lumpia dan gorengan

Ilustrasi lumpia boom (instagram.com/dapurrbungaa)

Ia berkata seluruh daerah Indonesia selama ini tidak memiliki sentra penghasil gandum. Padahal, gandum bisa dikatakan menjadi bahan baku utama untuk membuat berbagai macam makanan yang saban hari dikonsumsi masyarakat Indonesia. 

Di Semarang saja, gandum dipakai untuk campuran pembuatan kulit lumpia, risoles, martabak, kue bandung sampai jajanan gorengan yang kerap dijual di warung dan angkringan. 

3. Harga gandum di pasar internasional tambah mahal

Google

Turhadi pun bilang untuk menyiasati kosongnya pasokan gandum, Kementan telah berusaha mencari negara pemasok lainnya. Namun bidikannya ke India kemudian meleset karena negara tersebut juga menyetop pengiriman gandum. 

Selanjutnya, beberapa negara yang dilirik seperti Argentina dan Kanada juga bisa mengimpor gandum namun harganya relatif mahal karena jarak pengiriman yang jauh. Opsi terakhir yaitu melirik Australia sebagai negara terdekat dengan Indonesia. Tetapi Australia juga telah menaikan harga gandum. 

4. Pabrik tepung khawatir kolaps

ilustrasi tepung terigu protein rendah (Pixabay.com/Bruno)

Menurut Turhadi setelah dua bulan terakhir tidak lagi mendapat pasokan gandum, sejumlah pabrik pengolahan tepung di Semarang mulai diliputi rasa khawatir.

"Maka dari itu, ketika kita ngobrolin soal pasokan gandum, dari perwakilan Sriboga memperkirakan kalau kondisinya seperti ini terus jadinya tiga bulan lagi pabrik atau pengusaha terigu pasti akan gulung tikar. Penyebabnya karena tidak ada lagi kiriman dan biaya kirimnya yang sangat mahal," terangnya. 

Baca Juga: Ranjau di Laut Hitam Hambat Ekspor Gandum Ukraina

Berita Terkini Lainnya