Harga Garam Lokal Anjlok Karena Kelebihan Impor, Petani: Kita Nombok
Harganya cuma Rp200 per kilo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Para petani garam yang beraktivitas di Kabupaten Rembang mengeluhkan sikap pemerintah yang mengabaikan nasib mereka selama ini. Sebab, dengan jumlah garam impor yang meningkat, garam rakyat yang ada saat ini tak laku dijual di pasaran.
"Sekarang garam yang kita produksi di tambak, jarang laku di pasaran. Kita jadi nombok banyak. Kalah sama impor," kata Pupon, seorang petani garam di Rembang kepada IDN Times, Jumat (31/1).
Baca Juga: Harga Garam Hanya Rp250, Petani Harapkan Ada Solusi Dari Edhy Prabowo
1. Harga garam rakyat kini anjlok di titik terendah
Situasi yang terjadi sekarang, diakuinya serba sulit. Pupon mengatakan harga garam rakyat kini anjlok di titik terendah. Sekilo hanya laku Rp200.
"Harganya anjlok. Sekarang garam kita turun harganya. Karena kemarin produksinya melimpah saat kemarau tapi di pasaran yang diserap cuma garam impor. Maka sekarang harganya cuma Rp200 per kilo," terangnya.
Pupon bilang dengan luasan tambak garam yang ia miliki mencapai 1.800 hektar, nasibnya kini justru tak menentu. Ia hanya bisa memasok kebutuhan pelanggannya dari pasar-pasar di Jakarta dan wilayah Jateng, ala kadarnya.