TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jateng di Rumah Saja, Pengusaha Angkot Kian Terpuruk

Dukung kebijakan Ganjar tapi ada syaratnya

Ilustrasi mobil angkot. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Semarang, IDN Times - Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang menyatakan mendukung aturan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang memberlakukan gerakan Jateng di Rumah Saja mulai Sabtu besok (6/2/2021) sampai Minggu (7/2/2021). Namun, mereka meminta agar Ganjar memenuhi satu syarat khusus. 

"Harapan saya satu syarat minimal bisa diakomodir oleh Pak Gubernur maupun Pak Wali. Yaitu sektor transportasi harus diberi toleransi. Soalnya kalau segala sektor ditutup semua, maka Jateng akan jadi kota mati," tegas Bambang Pranoto, Ketua Organda Kota Semarang saat berbincang dengan IDN Times via telepon, Jumat (5/2/2021). 

 

Baca Juga: Jateng di Rumah Saja, SE Wali Kota Solo tak Sepenuhnya Ikuti Gubernur 

1. Pengusaha angkot semakin terpuruk

Sumber Gambar: travelmatekamu.com

Ia menyatakan meski selama ini pihaknya menjadi mitra kerja dari pemerintah, namun ada baiknya kalau kebijakan Jateng di Rumah Saja dikaji lebih dulu. 

Terlebih lagi, katanya jasa angkutan umum di Semarang selama ini sangat terpuruk karena mengalami dampak yang signifikan selama masa pandemik.

"Organda memang mitranya pemerintah. Kita juga dibuat bingung karena belum ada kabar sama sekali dari Dishub. Ya kita pada dasarnya mendukung langkah pemerintah terkait pencegahan penularan virus Corona. Harapan kami apa yang dilakukan pemerintah jadi sebuah kebijakan yang tepat," ujar Bambang. 

2. Penghasilan para sopir angkot tinggal 20 persen

Ilustrasi Sopir angkot di Depok menagih bansos dari pemerintah (IDN Times/Rohman Wibowo)

Selama ini saja pihaknya mengaku kembang kembis dalam menjalankan bisnis transportasi umum. Menurutnya sejak pandemik melanda Indonesia khususnya Jateng, para sopir angkot penghasilannya tinggal 20 persen. 

"Kita terpapar dampaknya pandemik. Apalagi sektor taksi tinggal blue bird yang masih survive. Lainnya sudah kolaps," bebernya.

Baca Juga: Jateng di Rumah Saja, Pasar Ditutup, Pedagang: Gak Bisa Makan!

Berita Terkini Lainnya