TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

COVID-19, Pemilik Biro Wisata di Semarang Bertani Untuk Bertahan Hidup

Ada 160 perusahaan biro wisata merugi orderan mandek total

IDN Times/Nana Suryana

Semarang, IDN Times - Sejumlah pelaku agen wisata di Jawa Tengah mengaku kelimpungan selama masa pandemik virus corona (COVID-19). Dari data Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Jateng, mayoritas agen wisata tersebut saat ini memilih beralih pekerjaan lain, agar dapat bertahan hidup. 

Baca Juga: Agen Wisata di Solo Masih Datangkan Turis Tiongkok, DPD Asita: Setop 

1. Semua biro wisata tidak beraktivitas sejak Februari 2020

galerywisata.com

Wakil Ketua Asita Jateng, Erina Sulung, mengungkapkan terdapat 160 lebih perusahaan biro agen wisata yang mengalami kondisi stagnan terdampak virus corona. Mereka tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah.

"Stagnan semua sekarang. Jadi kalau dibilang tutup, ya gak tutup. Kita cuma bisa tunggu sampai situasinya normal lagi aja. Saat ini kondisinya benar-benar sepi orderan," kata pemilik biro wisata Gowintour Semarang itu, saat berbincang dengan IDN Times melalui sambungan telepon, Senin (11/5).

Pihaknya menjelaskan semua biro wisata saat ini tak punya aktivitas sama sekali, pasca merebaknya COVID-19 di Indonesia, pertengahan Februari 2020 lalu. Imbasnya, seluruh jadwal perjalanan wisata yang ada di Jateng dibatalkan serentak.

"Itu terasa sekali pas social distancing pertengahan Februari 2020. Yang mau berangkat liburan pada cancel semua. Otomatis sejak saat itu orderan kita jadi macet semua sampai sekarang," tutur Erina.

2. Pemilik biro wisata menyambi berjualan masker

Dok. PT Pertamina

Diakuinya kondisi saat ini cukup dilematis. Pihaknya mendapat kabar mayoritas pemilik biro wisata memilih banting setir agar dapat mencari peluang yang baru.

Banyak dari para pemilik  kini memilih nyambi berjualan barang ala kadarnya, berdagang, bertani di sawah hingga ada yang nekat jualan masker. 

"Mau gak mau, semua biro wisata anggota kita melakukan diversifikasi usaha. Contohnya ada yang jualan seadanya, berdagang, bertani. Ada yang jualan masker sesuai permintaan pasarnya. Yang penting kita tetap gandengan tangan sambil menunggu situasi membaik lagi," jelasnya. 

Baca Juga: Pasien COVID-19 Kabur dari RS di Jakarta Ditemukan Mudik ke Banyumas

Berita Terkini Lainnya