TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penjualan Sepeda Laris saat Pandemik COVID-19, Omzet Naik 3 Kali Lipat

Sepeda premium dan sepeda lipat jadi buruan

Deretan sepeda yang dijual di Toko Rodalink Bangkong Semarang. Fariz Fardianto/IDN Times

Semarang, IDN Times - Pandemik virus Corona (COVID-19) di Kota Semarang telah membuat gaya hidup warga setempat mulai berubah. Imbas yang paling terasa ialah melonjaknya transaksi penjualan sepeda di berbagai toko yang ada di Kota Lunpia.

Salah satu toko sepeda yang merasakan peningkatan penjualan yaitu Rodalink. Toko sepeda yang berlokasi di kawasan Bangkong Semarang Timur tersebut kebanjiran pembeli sejak COVID-19 merebak di sejumlah kecamatan.

Baca Juga: Hari Sepeda Dunia, Berikut Protokol Gowes di New Normal

1. Penjualan sepeda di Semarang naik drastis. Sehari laku 20 buah

Warga berolahraga pagi dengan mengayuh sepeda di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (7/6/2020). Di masa pandemi COVID-19 kesadaraan masyarakat akan pentingnya olahrga meningkat tajam salah satunya dengan bersepeda untuk tetap menjaga kesehatan dan stamina tubuh. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Marketing Toko Rodalink, Agung mengatakan omzet yang didapat dari hasil penjualan sepeda akhir-akhir ini melejit naik sampai 300 persen dari kondisi normal.

Di tokonya, ia menjual sepeda mulai seharga Rp2 juta hingga Rp100 juta. "Sehari bisa laku 20 unit. Soalnya orang-orang yang pada bosan di rumah, larinya pada pilih bersepeda. Sebenarnya kan buat ngisi waktu luang aja," akunya, Kamis (11/6).

2. Pembeli mengincar sepeda Xtrada dan Premier

Para pembeli saat ngantre membeli sepeda di Rodalink. Fariz Fardianto/IDN Times

Ia menyebut lonjakan penjualan sepeda sangat terasa sekitar dua bulan terakhir. Ia bilang banyak pembeli mengincar sepeda jenis premium karena dianggap lebih awet dan juga bisa menaikan daya tarik di tengah masyarakat. Terutama sepeda seri Premier dan Xtrada yang harganya mencapai Rp4 juta hingga Rp 11 juta per buah.

Saking larisnya, kata Agung dirinya harus melayani pemesanan via online. Untuk yang lewat online ini, kontribusinya cukup besar meski stoknya relatif minim.

"Hari ini sudah ada yang pesan 10 buah. Kendalanya memang pabriknya masih PSBB. Otomatis jam kerja dikurangi. Menghambat produksi. Lalu pengiriman barangnya juga terganggu," ujarnya.

Baca Juga: 5 Sepeda Lipat Termahal di Dunia, Brompton Salah Satunya

Berita Terkini Lainnya