TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Program Bantuan Pangan Disorot, BPK Didesak Segera Audit Bulog

Bulog dianggap gagal jual beras

IDN Times/Debbie Sutrisno

Semarang, IDN Times- Program bantuan pangan non tunai (BPNT) yang masih menuai protes mendapat perhatian dari sejumlah kalangan, salah satunya adalah Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra). Fitra menyatakan dengan temuan 2,3 juta ton beras yang menumpuk di gudang milik Bulog, justru berpotensi banyak yang membusuk.

Baca Juga: Bansos Beras akan Diambil Alih Kemensos, Buwas Ancam Mundur

1. Negara berpotensi mengalami kerugian besar akibat penumpukan beras milik Bulog

IDN Times / Antaranews

Sekjen Seknas Fitra, Misbah Hasan mensinyalir negara bakal mengalami kerugian yang sangat besar akibat kejadian tersebut, dan di sisi lain Bulog juga menerima alokasi anggaran dari APBN.

"Lembaga negara Bulog menerima anggaran dari APBN. Oleh karena itu, Bulog harus menjalani audit, baik audit kinerja mupun keuangan," kata Misbah dalam keterangan yang diterima IDN Times, Sabtu pagi (13/7).

2. Bulog perlu menjalani audit oleh BPK maupun tim inspektorat

ANTARA FOTO/Ampelsa

Misbah mengatakan, para penyidik BPK bisa mengerjakan audit keuangan secara menyeluruh terhadap Bulog. Dari audit tersebut akan terlihat apakah ada temuan kerugian negara dari Bulog. 

"Proses audit yang menyeluruh juga akan ketahuan apakah kinerja Bulog mengalami tren positif atau justru sebaliknya," tegasnya.

Misbah juga menyoroti upaya Bulog yang gagal menjual berjuta ton beras kepada masyarakat. Karena itulah, selain BPK, tim inspektorat daerah perlu turun tangan untuk mengysut kasus ini.

"Nah, intinya, dari audit itu baru akan ketahuan audit BPK itu apakah dijadikan dasar restrukturisasi atau semacam rekomendasi seperti Ombudmans. Misalnya, Bulog dibubarkan saja dan dijadikan PT," bebernya.

Baca Juga: Polemik Penyaluran BPNT, Mensos Minta Kualitas Beras Bulog Dijaga

Berita Terkini Lainnya