Sudah Kerja 15 Tahun, Para PRT di Semarang Gagal Dapat BLT BPJamsostek
PRT punya beban kerja yang besar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Meski telah bekerja bertahun-tahun, tapi nyatanya tak semua orang bisa merasakan bantuan langsung tunai (BLT) dari program BPJS Tenaga Kerja. Salah satunya dirasakan oleh kalangan Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Kota Semarang.
Menurut Koordinator SPRT Merdeka Semarang, Nur Kasanah, mayoritas PRT di wilayah Ngaliyan tidak ada satupun yang mendapatkan BLT BPJS Tenaga Kerja yang dijanjikan oleh pemerintah.
"Pas pencairan dana BPJS TK mereka malah gak ada yang dapat. Karena PRT dianggap jadi anggota BPJS dari golongan bukan pekerja penerima upah. Artinya mereka ini luput dari perhatian pemerintah," kata Nur kepada IDN Times, Jumat (28/8/2020).
Baca Juga: Tragis! Para PRT Dipecat via WA Karena Majikan Takut Tertular COVID-19
1. Sebenarnya ada 12 PRT yang sudah urus BPJS Tenaga Kerja secara mandiri
Lebih lanjut, ia menuturkan sebenarnya tingkat kesadaran para PRT untuk mengurus jaminan kerja sudah cukup baik. Buktinya, lanjut Nur sejumlah PRT memilih membayar sendiri iurannya karena menganggap keberadaan program BPJS sangat penting untuk menunjang aktivitas kerjanya saban hari.
Dari informasi yang didapat dari Serikat PRT Merdeka (SPRT) Semarang, dari 269 anggotanya, ada 12 PRT yang tercover dari BPJS Tenaga Kerja atau dikenal dengan BPJS Jamsostek.
"Situasi yang terjadi saat ini, sudah ada PRT yang ngurus BPJS. Tapi banyak yang belum. Soalnya, majikannya kan gak mau nanggung. Karena majikannya ngerasa sudah ngasih gaji," jelasnya.
Baca Juga: 16 Tahun Terkatung-Katung, RUU PRT Diharapkan Segera Menjadi UU