TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terdampak Larangan Mudik, Biro Travel Jateng Tagih Aksi Nyata Sandiaga Uno

Biro travel berada dalam kondisie terjepit

Turis asing yang mendaki Gunung Rinjani berhasil turun gunung (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Semarang, Jawa Tengah - Aturan larangan mudik yang diberlakukan pemerintah pusat telah membuat para biro travel di Jawa Tengah kelabakan. Bahkan, pengusaha biro travel yang tergabung dalam Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) meminta kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno untuk mengucurkan stimulus demi meringankan beban mereka. 

"Kita sekarang benar-benar butuh aksi nyata dari Pak Sandiaga Uno. Karena setahun lebih pandemik, kita yang bergerak di industri pariwisata tidak pernah sekalipun tersentuh bantuan. Padahal dunia pariwisata merupakan salah satu penopang perekonomian nasional," tegas Joko Suratno, Ketua Asita Jawa Tengah ketika berbincang dengan IDN Times, Sabtu (24/4/2021). 

Baca Juga: Saudi Buka Penerbangan Umrah, Biro Travel di Jateng Tunggu Perintah Kemenag

1. Pengusaha biro travel wisata banyak yang bangkrut karena terbentur regulasi COVID-19

Biro travel umroh juga terdampak penutupan akses dari Arab Saudi. IDN Times/Alfi Ramadana

Menurutnya ketika pandemik COVID-19 pertama kali melanda seluruh Indonesia, bisnis pariwisata terutama di bidang biro travel langsung terpuruk lantaran tak ada satupun wisatawan yang berani mengunjungi Jawa Tengah. 

Kondisi itu diperparah dengan sikap Menparekraf terdahulu, Wisnutama Subandrio yang seakan tidak peduli terhadap nasib para pengusaha biro travel dan pekerja-pekerja yang bergerak di industri pariwisata. 

Pihaknya hanya sekali mendapatkan bantuan sembako namun dengan sebaran yang tidak merata. "Selama pandemik belum pernah ada stimulus dari pemerintah. Menteri Pariwisata yang terdahulu juga gak berbuat apa-apa buat kita. Efeknya, hampir 90 persen anggota kita yang usahanya bangkrut. Mereka yang masih bertahan hanya perusahaan-perusahaan besar, itupun kondisinya sudah sulit," kata Joko. 

"Sampai sekarang, kami belum bisa bergerak karena terbentur beragam regulasi dan pandemik yang belum mereda. Grup-grup perjalanan wisata akhir tetap sepi," tambahnya. 

2. Biro travel wisata Jateng telan kerugian ratusan juta

unsplash.com/Element5 Digital

Terkait dengan larangan mudik yang diberlakukan pemerintah kedua kalinya saat pandemik, Joko mengaku para biro travel berpotensi menanggung kerugian ratusan juta. 

"Dampaknya secara bisnis sangat terasa. Kita pasti mengalami kerugian ratusan juta. Dengan aturan larangan mudik yang paling dirugikan tentunya sektor industri wisata. Otomatis bus wisata kita gak bisa jalan. Harapan kami pas Lebaran nanti dapat income, ternyata tetap gak bisa. Karena pemerintah lebih memperhatikan pemulihan kesehatan ketimbang penguatan ekonomi," keluhnya. 

Baca Juga: 90 Persen Biro Travel di Jateng Bangkrut, Beralih Buka Warung Makan

Berita Terkini Lainnya