TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terlilit Tagihan Listrik Membengkak, Hotel Berbintang di Jateng Dijual

Saat ini hotel bintang dua dilego ke investor lokal

Ilustrasi kamar hotel. greatsmallhotels.com

Semarang, IDN Times - Sejumlah hotel bintang dua di Jawa Tengah akhirnya dijual oleh pemiliknya lantaran terlilit tagihan listrik yang membengkak selama dua bulan terakhir. 

Dari informasi yang diperoleh Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI), beberapa pengelola hotel bintang dua harus menanggung tagihan listrik lebih dari Rp100 juta.

Baca Juga: Terdampak Virus Corona, Hotel-hotel di Solo Terancam PHK Karyawan 

1. Hotel yang dijual tersebar di Semarang, Solo, Yogyakarta dan Boyolali

ilustrasi hotel (unsplash.com/Valeriia Bugaiova)

Wakil Ketua PHRI Jateng, Benk Mintosih mengatakan, hotel bintang dua yang sedang dilego oleh pemiliknya tersebar di Kota Semarang, Boyolali dan Kota Solo. 

"Ada hotel-hotel yang memang terdampak pandemik virus Corona, akhirnya banyak yang dijual oleh pemiliknya. Lokasinya ada hotel di Semarang, Boyolali, Solo dan Yogyakarta. Kebanyakan itu ya hotel bintang dua," ujar Benk kepada IDN Times, Kamis (11/6). 

2. Hotel bintang dua sedang ditawarkan ke investor lokal

Ilustrasi Room Attedant (Dok. Kemenparekraf).

Benk berkata beberapa pengelola hotel bintang dua kini berupaya menjualnya ke investor dalam negeri. Bahkan, beberapa pengusaha yang mencoba menawarkan hotel bintang dua miliknya secara diam-diam di kalangan internal. 

"Banyak yang diam-diam menjual hotelnya. Mereka ini kan sebenarnya malu kalau terungkap ke publik. Selain itu, kondisinya juga rawan terkena penipuan dari oknum yang tidak bertanggung jawab," kata Benk sembari merahasiakan identitas hotel bintang dua yang sudah dijual. 

Baca Juga: Pemkot Semarang Beri Keringanan Pajak  Hotel, Restauran dan Hiburan

3. Mayoritas karyawan hotel dipotong gajinya separuh

lawandtheworkplace.com

Benk menjelaskan, selama muncul pandemik COVID-19 mulai Januari-Juni, sebagian besar hotel di Jateng langsung terkena imbas negatif. Pihaknya mendapati belasan hotel di Semarang memilih tutup sementara untuk menghindari kerugian yang lebih besar. 

Sedangkan, menurutnya pemilik hotel juga terpaksa merumahkan para karyawannya. Ada pula hotel bintang empat yang memutuskan untuk memotong gaji karyawannya sampai 50 persen. 

"Yang dipotong gajinya itu dari tingkatan atas sekelas general manajer. Kalau yang kalangan karyawan dipotong gajinya gak akan terlalu ngefek sama operasional hotelnya," jelasnya. 

Baca Juga: Virus Corona Meluas, Tamu Turun, Okupansi Hotel di Semarang Anjlok

Berita Terkini Lainnya