Ekonomi di Jateng Membaik di Masa Pandemik, Ini Faktor Penyumbangnya 

Industri pengolahan dan perdagangan masih alami kontraksi

Semarang, IDN Times - Pemulihan ekonomi yang terdampak pandemik COVID-19 di Jawa Tengah terus berjalan. Sejumlah faktor mendukung pertumbuhan ekonomi, salah satunya permintaan produk ekspor dari Jawa Tengah. 

1. Vaksinasi COVID-19 dukung pemulihan ekonomi

Ekonomi di Jateng Membaik di Masa Pandemik, Ini Faktor Penyumbangnya Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Pribadi Santoso mengatakan, pemulihan perekonomian Jateng diperkirakan masih akan berlanjut. 

‘’Satu hal yang mendukung adalah implementasi vaksinasi yang terus meningkat. Kemudian, permintaan global maupun domestik juga akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi,’’ ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu (19/5/2021).

Kemudian, order produk ekspor Jateng terindikasi terus meningkat pada komoditas unggulan seperti alas kaki, kayu olahan, furniture, dan garmen. Selain itu, realisasi berbagai kebijakan pemerintah juga dapat semakin mendorong akselerasi pemulihan ekonomi. 

‘’Adanya kebijakan relaksasi fiskal pemerintah melalui PMK No.20/PMK.010/2021 yang memberikan diskon PPnBM untuk pembelian kendaraan Roda 4 dan berlaku pada 1 Maret 2021, mulai mendorong peningkatan penjualan kendaraan bermotor meskipun masih pada tingkat yang terbatas,’’ kata Pribadi.

Baca Juga: Harga Daging Ayam Naik, Inflasi Jateng Bulan April Capai 0,04 Persen

2. Pertumbuhan ekonomi di Jateng minus 0,87 persen

Ekonomi di Jateng Membaik di Masa Pandemik, Ini Faktor Penyumbangnya Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Mei 2021 mencatat perekonomian Jateng pada triwulan I tahun 2021 tumbuh minus 0,87 persen (yoy), atau membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -3,34 persen (yoy). Dari sisi pengeluaran, perbaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan aktivitas pada seluruh komponen dengan sumbangan terbesar dari ekspor luar negeri dan investasi. 

Kinerja positif ekspor luar negeri terjadi pada ekspor non migas yang tumbuh 12,5 persen (yoy) pada triwulan I tahun 2021, terutama didorong oleh komoditas ekspor unggulan tekstil dan produk tekstil (TPT), furniture, serta alas kaki. Peningkatan ekspor didorong oleh realisasi order yang tertunda selama tahun 2020 dan penambahan order baru di tahun 2021.

Perbaikan kinerja investasi ditopang oleh realisasi beberapa proyek infrastruktur yang sempat tertunda di tahun 2020, khususnya pembangunan proyek strategis nasional yang mengalami perkembangan yang cukup pesat di awal tahun 2021. Pada sektor swasta, investasi dilakukan dengan meningkatkan utilisasi kapasitas produksi untuk mengakomodir peningkatan order, terutama yang bersumber dari permintaan global. 

Pribadi menjelaskan, Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menunjukkan kapasitas utilisasi pelaku usaha meningkat dari 70,42 persen pada triwulan IV 2020 menjadi 71,15 persen pada triwulan I 2021. Sementara itu, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor perekonomian yang terbesar masih terkontraksi meskipun sudah mulai membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. 

3. Lapangan usaha pertanian dan infrastruktur dorong perbaikan ekonomi

Ekonomi di Jateng Membaik di Masa Pandemik, Ini Faktor Penyumbangnya Ilustrasi pertanian(Dok. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

‘’Namun, Indeks Penjualan Riil (IPR) di Jateng masih menurun. Hal ini mengindikasikan masyarakat menunda pembelian kebutuhan barang sekunder terutama sandang. Meskipun demikian, keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian mulai meningkat. Indikatornya adalah mobilitas dan aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan dan tempat umum lain cenderung meningkat, terindikasi dari menurunnya pertumbuhan DPK perseorangan yang diperkirakan digunakan untuk konsumsi,’’ jelasnya.

Berdasarkan lapangan usaha utama, perbaikan ekonomi didorong oleh lapangan usaha pertanian dan infrastruktur. Sementara itu, industri pengolahan dan perdagangan yang merupakan kontributor perekonomian terbesar masih mengalami kontraksi meskipun lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. 

‘’Peningkatan permintaan ekspor Jateng dari negara mitra dagang mendorong perbaikan kinerja industri pengolahan, sebagaimana tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Jawa Tengah yang meningkat dari 43,20 persen pada triwulan IV 2020 menjadi 44,58 persen pada triwulan I 2021. Sedangkan, perbaikan kinerja lapangan usaha perdagangan didorong oleh berakhirnya penerapan PSBB menjadi PPKM mikro,’’ tandasnya.

Baca Juga: Masih Resesi! Pertumbuhan Ekonomi Jateng Minus 0,87 Persen 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya