Hujan Tak Menentu dan Virus Corona Bikin Inflasi di Jawa Tengah Tinggi

Angka inflasinya lebih tinggi dibandingkan nasional lho

Semarang, IDN Times - Inflasi Jawa Tengah melonjak mencapai 0,44 persen pada bulan Februari 2020. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan Januari 2020 yang sebesar 0,09 persen (month-to-month).

1. Kenaikan harga sejumlah komoditas mendongkrak inflasi jadi naik

Hujan Tak Menentu dan Virus Corona Bikin Inflasi di Jawa Tengah TinggiAkbar (39), pedagang sembako di Pasar Wonokromo, Surabaya, Selasa (3/3). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Sementara untuk realisasi inflasi tahunan di Jawa Tengah saat ini mencapai 3,55 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan tingkat nasional sebesar 2,98 persen.

“Peningkatan inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. Adapun, kelompok makanan, minuman dan tembakau adalah penyumbang terbesar pada Inflasi Februari 2020,’’ ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Soekowardojo melansir keterangan resminya, Minggu (8/3).

Adapun subkelompok makanan dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami kenaikan harga hingga menyumbang inflasi antara lain bawang putih, cabai merah, beras, dan daging ayam ras.

‘’Kondisi ini karena komoditas tersebut mengalami keterbatasan pasokan, sehingga menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada bulan laporan,’’ jelas Soeko.

Baca Juga: Larangan Penggunaan Minyak Goreng Curah Sumbang Inflasi di Jawa Tengah

2. Pasokan bawang putih dari Tiongkok terbatas karena virus corona

Hujan Tak Menentu dan Virus Corona Bikin Inflasi di Jawa Tengah TinggiSpanduk peringatan terhadap virus corona di Stasiun Solo Balapan. IDN Times/Larasati Rey

Dari catatan Bank Indonesia, kenaikan harga bawang putih dikarenakan pasokan impor dari Tiongkok terhambat akibat virus corona (COVID-19) yang kini sedang merebak. Sedangkan pasokan cabai merah terbatas lataran curah hujan yang tidak optimal pada musim tanam ini.

‘’Selain bumbu-bumbuan, komoditas beras juga mengalami keterbatasan produksi yang disebabkan bergesernya masa panen raya,’’ kata Soeko.

Sementara untuk kenaikan inflasi pada komoditas lainnya, seperti daging ayam ras lebih disebabkan oleh penyesuaian harga acuan yang dituangkan melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 tahun 2020.

Soeko menyebut jika kenaikan sejumlah harga komoditas pangan tersebut sudah terjadi sejak Januari 2020. Kondisi itu dikarenakan cuaca yang kurang mendukung produksi. 

3. Pantauan rutin oleh TPID terus diupayakan

Hujan Tak Menentu dan Virus Corona Bikin Inflasi di Jawa Tengah TinggiANTARA FOTO/Anis Efizudin

Kondisi global, lanjut Soeko, turut mendorong keterbatasan pasokan kebutuhan pangan yang bersumber dari impor, seperti bawang putih.

‘’Keterbatasan pasokan ini harus segera diatasi melalui pemanfaatan teknologi untuk mendorong produktivitas, ketersediaan yang tepat waktu, serta peningkatan kerja sama perdagangan antar daerah,’’ ujarnya.

Sementara itu, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) secara rutin sudah melakukan pemantauan harga pangan di lapangan. Upaya tersebut sebagai salah satu bentuk komunikasi efektif dalam pengendalian inflasi. 

‘’Harapannya dengan pemantauan dari TPID, harga pangan dapat stabil dan inflasi Jawa Tengah tahun 2020 tetap terjaga berada pada kisaran inflasi 3,0 persen ±1 persen," tutup Soeko.

Baca Juga: Pemberlakuan Cukai Rokok di 2020 Bakal Picu Inflasi Tinggi di Jateng

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya