Gawat! Sering Kebanjiran, Sejumlah Pabrik Pelabuhan Tanjung Emas Pindah Demak

Pabrik Lamicitra juga hengkang dari pelabuhan

Semarang, IDN Times - Sejumlah pabrik sektor manufaktur dan peralatan elektronik memutuskan pindah dari kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang lantaran selama ini kerap terendam banjir air pasang atau rob.

Berdasarkan pengakuan pihak Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), pabrik yang memilih relokasi berada di sepanjang tanggul yang jebol diterjang banjir bandang pada tahun kemarin. 

Baca Juga: Pengusaha Truk Semarang Keluhkan Jalan Akses ke Pelabuhan Tanjung Emas

1. Lamicitra putuskan pindah dari Tanjung Emas

Gawat! Sering Kebanjiran, Sejumlah Pabrik Pelabuhan Tanjung Emas Pindah DemakDua perwakilan Pelindo saat mengecek kondisi tanggul Lamicitra yang dibeton setinggi 3 meter. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ketua Apindo Jawa Tengah, Frans Kongi mengatakan salah satu pabrik yang pindah dari Pelabuhan Tanjung Emas yaitu PT Lamicitra. 

"Untuk wilayah pelabuhan Semarang, karena pabriknya Lamicitra sering kena banjir rob, maka dia terpaksa pindah. Dan banyak industri disana tahap demi tahap ya harus pindah. Sebagian pabrik sudah pindah ke tempat yang lebih baik," kata Frans kepada IDN Times, Senin (21/8/2023).

2. Jawa Tengah punya banyak pilihan kawasan industri

Gawat! Sering Kebanjiran, Sejumlah Pabrik Pelabuhan Tanjung Emas Pindah DemakPT KCC Glass Indonesia yang akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu Batang kerja sama dengan PLN untuk mendapat pasokan listrik. (dok. PLN UID Jateng dan DIY).

Meski mengetahui banyak pabrik di Pelabuhan Tanjung Emas yang pindah ke daerah lain, akan tetapi pihaknya memilih merahasiakan identitas masing-masing pabrik. 

Hanya saja, diakuinya keputusan untuk merelokasi pabrik dari Pelabuhan Tanjung Emas menjadi hal pemilik pabrik mengingat kawasan tersebut kerap dilanda banjir ketika musim penghujan. 

"Itu macam-macam (pabriknya). Keputusan pindah itu juga pilihan mereka. Tempatnya bisa dimana saja. Toh di Jawa Tengah kan pengusaha punya banyak pilihan. Masing-masing pemerintah daerah juga sudah siapkan banyak kawasan industri," terangnya. 

3. Infrastruktur wilayah utara dan bagian tengah Jateng sudah memadai

Gawat! Sering Kebanjiran, Sejumlah Pabrik Pelabuhan Tanjung Emas Pindah DemakPabrik Ikan Tilapia di Semarang, Jawa Tengah (IDN Times/Dhana Kencana)

Tak cuma itu saja, dengan upaya pengembangan ekonomi yang sudah dilakukan saat ini, Frans melihat kawasan Jateng bagian utara dan bagian tengah memiliki sarana infrastruktur industri yang memadai. 

Infrastruktur yang masih belum layak, katanya hanya ada di sisi selatan Jateng. "Daerah tengah dan utara sudah siapkan semua infrastrukturnya. Hanya selatan yang masih belum bagus," akunya. 

4. Pindah karena sering terkena rob

Gawat! Sering Kebanjiran, Sejumlah Pabrik Pelabuhan Tanjung Emas Pindah DemakAktivitas pembuatan tanggul terlihat di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. (IDN Times/Dok Humas Pelindo Pelabuhan Tanjung Emas Semarang)

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Semarang, Widoyono berkata dirinya sudah mendapatkan informasi ihwal pindahnya pabrik di Pelabuhan Tanjung Emas.

Salah satu pabrik menyatakan tahun ini dan tahun 2024 pindah ke Demak karena mencermati sejumlah faktor. 

"Ya memang ada yang pindah ke Demak. Karena selama di pelabuhan kan pabriknya sering kena rob. Saya dapat info ada satu pabrik yang pindah ke Demak. Ini gara-gara dulu tanggul pelabuhan jebol dan terdampak banjir," kata Widoyono saat dihubungi IDN Times. 

5. Cari UMR murah di Demak

Gawat! Sering Kebanjiran, Sejumlah Pabrik Pelabuhan Tanjung Emas Pindah Demak(ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Para pemilik pabrik di Pelabuhan Tanjung Emas saat ini melihat dengan relokasi ke Demak atau daerah lain, maka di satu sisi bisa menyiasati besaran nilai UMR yang selama ini berlaku di Semarang. 

Widoyono memperkirakan pindahnya pabrik dari Pelabuhan Tanjung Emas agar dapat mencari upah bagi tenaga kerja dengan nilai yang murah. "Kalau pindah ke tempat lain kemungkinan besar karena faktor tenaga kerja. Mereka mencari UMR lebih murah," ujar Widoyono. 

Baca Juga: Gagal Bangkit, Orderan Pabrik Garmen dan Tekstil di Jateng Terjun Bebas

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya