Caos Dahar Roro Gending, hidangan legendaris dengan makna historis yang menyimpan kisah panjang dalam tradisi Demak.
Kropohan, camilan manis dari ketan, parutan kelapa, dan gula merah yang cocok dinikmati sambil ngopi atau ngeteh sore hari.
Kepala Manyung, hidangan seafood dengan cita rasa kuat berkat bumbu pedas dan rempah pekat yang meresap hingga ke serat-serat dagingnya.
Demak bukan hanya terkenal sebagai daerah bersejarah dan pusat perkembangan Islam di Jawa, tetapi juga punya sederet kuliner khas yang menggugah selera. Dari makanan tradisional bernilai historis hingga hidangan rumahan yang kaya bumbu, semuanya siap memanjakan lidah para pecinta kuliner.
Kalau kamu berkesempatan singgah ke Demak, empat kuliner khas berikut ini wajib banget masuk daftar cobaanmu. Yuk, kenalan satu per satu!
Nama Caos Dahar mungkin terdengar unik, tapi kuliner ini menyimpan kisah panjang dalam tradisi Demak. “Caos” berarti penyampaian makanan, dan kuliner ini dipercaya terinspirasi dari kebiasaan kerajaan di masa lalu. Salah satu yang paling populer adalah Caos Dahar Roro Gending, hidangan favorit tokoh perempuan legendaris dalam sejarah Demak.
Sajian ini terdiri dari nasi dengan lauk sederhana seperti ikan, tempe goreng, dan sayur lodeh. Meski tampilannya tidak rumit, rasa gurih ikan dan lembutnya lodeh membuatnya terasa sangat “rumah” dan memanjakan lidah. Biasanya Caos Dahar dihidangkan dalam upacara adat atau peringatan tertentu. Mencicipinya seperti ikut merasakan napas budaya Demak dari masa ke masa.
Buat kamu pencinta snack tradisional, Kropohan pasti langsung jadi favorit. Camilan ini dibuat dari ketan, parutan kelapa, dan sedikit gula merah, menghasilkan tekstur kenyal dengan rasa manis gurih yang alami.
Kropohan biasanya disantap sambil ngopi atau ngeteh sore hari—simpel, tapi bikin ketagihan. Ketan yang pulen berpadu dengan kelapa parut yang wangi, menjadikan camilan ini cocok dinikmati kapan saja. Saat musim panen ketan tiba, Kropohan makin sering dijumpai di berbagai sudut Demak.
Jika kamu penyuka masakan laut dengan cita rasa kuat, Kepala Manyung adalah pilihan yang tepat. Di Demak, kepala ikan manyung diolah menggunakan bumbu pedas dan rempah pekat yang meresap hingga ke serat-serat dagingnya.
Perpaduan rasa pedas, gurih, dan sedikit asam membuat kuliner ini punya karakter rasa yang khas banget. Tekstur kepala manyung yang agak kenyal justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Biasanya disajikan dengan nasi hangat dan sambal terasi—kombinasi yang bikin makan tak cukup sepiring!
Untuk pecinta hidangan berbahan unggas, Sweke Mentok wajib dicoba. “Sweke” sendiri adalah teknik memasak dengan kuah rempah yang kaya, dan di Demak bahan utamanya adalah daging mentok, unggas air yang memiliki tekstur lebih tebal dan rasa lebih kuat dibanding ayam.
Sweke Mentok dimasak dengan bawang putih, jahe, kecap, serta rempah-rempah pilihan sehingga menghasilkan kuah cokelat pekat dengan rasa gurih manis yang nendang. Daging mentok dimasak hingga superempuk dan meresap bumbunya. Mantap disantap bersama nasi atau ketupat—tepat untuk menu makan siang yang bikin puas.
Kuliner khas Demak bukan hanya soal rasa, tapi juga cerita budaya di balik setiap suapannya. Mulai dari Caos Dahar yang sarat nilai sejarah hingga Sweke Mentok yang kaya rempah, semuanya menawarkan pengalaman kuliner yang otentik.
Jadi, kalau kamu berkunjung ke Demak, jangan lupa berburu empat kuliner ini. Siap-siap jatuh cinta pada kelezatan kuliner kota Wali!