5 Fakta Escherichia coli, Bakteri yang Haram Ada di Makanan

- Beberapa strain E. coli bisa sangat berbahaya, seperti E. coli O157:H7 yang bisa menyebabkan gejala serius seperti diare berdarah dan gagal ginjal.
- E. coli bisa menyebar dari makanan, air, hingga permukaan dapur, termasuk melalui peralatan dapur yang tidak bersih.
- Gejala infeksi E. coli bisa muncul 3-4 hari setelah terinfeksi, termasuk diare (kadang berdarah), sakit perut hebat, muntah, dan demam ringan.
Pernah dengar tentang bakteri E. coli? Meski namanya terdengar ilmiah dan rumit, bakteri ini sebenarnya cukup sering muncul dalam berita soal pencemaran makanan, lho.
E. coli alias Escherichia coli adalah bakteri yang bisa hidup di usus manusia maupun hewan. Tapi, gak semua jenis E. coli itu jinak. Ada beberapa strain berbahaya yang bisa bikin kamu sakit serius kalau masuk ke dalam tubuh lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Belakangan, kasus kontaminasi E. coli kembali muncul dan bikin banyak orang waspada. Meski penyebab pastinya masih dalam penyelidikan, penting banget buat kamu tahu fakta-fakta penting tentang bakteri ini. Biar kamu lebih siap dan bisa melindungi diri serta keluarga, yuk kenali lima fakta penting soal E. coli berikut ini!
1. Beberapa strain E. coli bisa berbahaya

Gak semua E. coli itu jahat. Sebagian besar sebenarnya tinggal dengan damai di dalam usus dan bahkan membantu proses pencernaan. Tapi ada jenis tertentu, seperti E. coli O157:H7, yang bisa menghasilkan racun berbahaya bernama Shiga toxin.
Menurut The Food and Drug Administration (FDA), strain E. coli jenis ini bisa menyebabkan gejala berat seperti diare berdarah, muntah, hingga gagal ginjal kalau gak segera ditangani. Biasanya bakteri ini ditemukan di daging sapi giling mentah atau setengah matang, susu yang belum dipasteurisasi, serta sayuran mentah yang terkontaminasi.
2. E. coli bisa menyebar dari makanan, air, hingga permukaan dapur

Bukan cuma makanan mentah aja yang bisa jadi sarang E. coli. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), air yang tercemar atau bahkan peralatan dapur yang gak bersih juga bisa jadi media penularan.
Misalnya, talenan atau pisau yang kamu pakai buat motong daging mentah tapi gak dicuci bersih sebelum dipakai motong sayur, bisa langsung jadi jalan masuk E. coli ke makanan kamu. Bahkan, bakteri ini juga bisa menyebar lewat tangan yang gak dicuci setelah ke toilet atau menyentuh hewan peliharaan.
3. Gejalanya bisa muncul 3--4 hari setelah terinfeksi

Kalau kamu tanpa sadar makan makanan yang terkontaminasi E. coli, gejalanya biasanya muncul dalam waktu 3-4 hari. Gejalanya gak selalu langsung parah, tapi bisa termasuk diare (kadang berdarah), sakit perut hebat, muntah, dan demam ringan.
CDC menyarankan untuk segera ke dokter kalau kamu mengalami diare lebih dari dua hari, demam di atas 39°C, muntah terus-menerus, atau tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering dan jarang buang air kecil.
4. Pencegahan bisa dimulai dari dapur kamu sendiri

Meski E. coli terdengar menyeramkan, kamu sebenarnya bisa mencegahnya dengan langkah-langkah sederhana. Menurut rekomendasi dari FDA dan CDC, ada beberapa kebiasaan penting yang bisa kamu terapkan:
Cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah masak.
Pastikan daging, terutama daging giling, dimasak matang sempurna.
Gunakan talenan dan pisau terpisah untuk daging dan sayuran.
Hindari konsumsi susu atau jus yang belum dipasteurisasi.
Selalu cuci bersih sayuran sebelum disimpan atau dimasak.
Kalau kamu suka travelling atau camping, pastikan air minum yang kamu konsumsi aman. Lebih baik minum air kemasan atau saring dan rebus air terlebih dahulu, ya.
5. E. coli bisa menyerang siapa saja, tapi ada kelompok yang lebih rentan

E. coli memang bisa menginfeksi siapa aja, tapi gak semua orang punya risiko yang sama. Ada kelompok tertentu yang lebih rentan mengalami gejala berat saat terinfeksi. Misalnya anak kecil, lansia, ibu hamil, dan orang dengan sistem imun lemah seperti penderita diabetes atau penyakit autoimun.
Pada kelompok rentan ini, infeksi E. coli bisa berkembang jadi kondisi yang lebih serius seperti gagal ginjal, terutama jika bakteri jenis O157:H7 masuk ke tubuh. Makanya, penting banget untuk memastikan makanan yang dikonsumsi oleh mereka benar-benar matang, bersih, dan aman. Jangan lupa juga untuk menjaga kebersihan peralatan dapur dan membatasi kontak mereka dengan makanan mentah yang belum diolah.
Meski E. coli termasuk bakteri yang bisa hidup alami di tubuh manusia, versi berbahayanya jelas gak boleh dianggap remeh. Apalagi kalau udah masuk lewat makanan, efeknya bisa serius.
Tapi tenang, dengan kebiasaan bersih dan hati-hati saat mengolah makanan, kamu bisa meminimalkan risiko terinfeksi bakteri ini. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, apalagi kalau urusannya soal makanan dan kesehatan keluarga.
Jadi mulai sekarang, yuk lebih teliti dan bersih di dapur. Bakteri seperti E. coli bisa menyerang siapa aja, tapi kamu bisa jadi tameng pertama untuk melawannya.