ilustrasi makanan kalengan (pexels.com/Karen Laårk Boshoff)
Kalau kamu suka makan tuna kalengan, hati-hati dengan satu hal ini, yaitu merkuri. Zat beracun ini bisa menumpuk di dalam tubuh dan berbahaya, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil. Sebuah laporan dari Prancis bahkan menemukan bahwa 1 dari 10 produk tuna kalengan melebihi batas aman kadar merkuri yang ditetapkan Uni Eropa.
Untungnya, ada upaya dari para peneliti untuk mengurangi kadar merkuri dalam tuna kalengan, salah satunya dengan teknik pengemasan baru yang bisa menurunkan kadar merkuri hingga 35%. Meski begitu, untuk sekarang kamu tetap perlu bijak dalam mengonsumsinya. Untuk tipsnya, batasi konsumsi tuna kalengan, terutama jika kamu masuk dalam kelompok rentan. Sebagai gantinya, coba pilih ikan lain seperti salmon atau sarden kalengan yang umumnya lebih rendah kandungan merkurinya.
Makanan kalengan memang praktis, terjangkau, dan kadang justru bernutrisi. Tapi kalau terlalu sering mengandalkannya, ada risiko yang bisa muncul diam-diam dan berdampak pada kesehatan dalam jangka panjang. Bukan berarti kamu harus berhenti total, tapi lebih ke pintar-pintar memilih dan menyeimbangkannya dengan makanan segar atau beku. Dengan sedikit perubahan sederhana, kamu tetap bisa menikmati kepraktisan makanan kalengan tanpa harus mengorbankan kesehatan tubuhmu.