Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi shirataki
Ilustrasi shirataki (pixabay.com/sarah4385)

Intinya sih...

  • Shirataki berasal dari tanaman konjac Jepang, sedangkan porang berasal dari tanaman Amorphophallus muelleri di Indonesia.

  • Tekstur shirataki kenyal dan licin, cocok untuk tumisan dan sup, sementara porang lebih padat dan agak lengket dengan rasa yang cenderung agak langu.

  • Mie atau nasi shirataki sudah siap olah, sementara porang harus melalui beberapa tahapan pengolahan sebelum dikonsumsi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu lagi mulai perhatian sama pola makan sehat atau diet rendah kalori, nama shirataki dan porang pasti sering banget muncul. Keduanya dikenal sebagai makanan rendah kalori yang katanya bisa bantu kontrol berat badan. Tapi, meskipun mirip, sebenarnya shirataki dan porang bukan hal yang sama, lho. Dari bahan dasarnya sampai cara pengolahannya, keduanya punya perbedaan yang signifikan.

Nah, biar gak bingung lagi dan tahu mana yang cocok buat kebutuhan kamu, berikut ini pembahasan lengkap tentang perbedaan shirataki dan porang. Yuk, simak artikel ini sampai habis, siapa tahu kamu jadi lebih yakin buat masukin salah satunya ke dalam menu harianmu!

1. Berasal dari tanaman yang berbeda

Ilustrasi shirataki (commons.wikimedia.org/Naotake Murayama)

Shirataki berasal dari umbi tanaman Amorphophallus konjac yang tumbuh di Jepang dan beberapa negara Asia Timur. Sementara porang berasal dari tanaman Amorphophallus muelleri, yang sebenarnya masih satu keluarga dengan konjac, tapi punya karakteristik berbeda dan lebih banyak ditemukan di Indonesia. Jadi kalau dilihat dari asalnya, shirataki lebih banyak diolah dari konjac impor, sedangkan porang biasanya hasil budidaya lokal.

Secara kandungan, keduanya sama-sama mengandung glukomanan, yaitu serat larut air yang bermanfaat buat pencernaan. Tapi kadar glukomanannya berbeda, porang punya kadar yang lebih tinggi sehingga sering diolah terlebih dulu sebelum aman dikonsumsi.

2. Tekstur dan rasa saat dimakan

Ilustrasi shirataki (pexels.com/cottonbro studio)

Shirataki terkenal dengan teksturnya yang kenyal dan licin, biasanya digunakan dalam bentuk mie atau nasi rendah kalori. Rasanya netral, jadi mudah menyerap bumbu saat dimasak. Cocok buat kamu yang suka menu tumisan, sup, atau diet keto.

Porang mentah mengandung kristal kalsium oksalat yang bisa bikin gatal kalau tidak diolah dengan benar. Setelah diproses, teksturnya tetap lebih padat dan sedikit lengket dibanding shirataki. Untuk rasa, porang cenderung agak langu sehingga perlu diolah dengan bumbu kuat kalau ingin digunakan dalam masakan.

3. Cara pengolahan sebelum dikonsumsi

Ilustrasi porang (pexels.com/FOX ^.ᆽ.^= ∫)

Mie atau nasi shirataki biasanya sudah siap diolah, cukup dibilas dan dimasukkan ke dalam masakan. Karena produknya sudah melalui proses industri yang aman, kamu bisa langsung masak tanpa khawatir efek samping.

Porang harus melalui beberapa tahapan pengolahan, seperti pengeringan dan pemurnian untuk menghilangkan zat yang berpotensi bikin iritasi. Saat ini banyak produk olahan porang yang sudah aman dikonsumsi, tapi tetap gak sepraktis shirataki kalau beli dalam bentuk mentahan.

4. Fungsi dan manfaat untuk diet

Ilustrasi mie putih (pexels.com/Mikhail Nilov)

Karena kandungan kalorinya sangat rendah, shirataki populer sebagai pengganti mie atau nasi untuk diet penurunan berat badan. Serat glukomanan dalam shirataki membantu rasa kenyang lebih lama dan memperlambat penyerapan karbohidrat.

Porang juga punya manfaat serupa, bahkan kandungan glukomanannya yang lebih tinggi dianggap lebih efektif dalam menahan rasa lapar. Namun pemakaiannya lebih umum dalam bentuk tepung atau sebagai bahan tambahan dalam produk diet, bukan langsung dikonsumsi seperti shirataki.

5. Harga dan ketersediaan produk

Ilustrasi mie shirataki (pexels.com/nicefishes)

Shirataki yang berasal dari konjac Jepang biasanya dijual dengan harga lebih mahal, terutama kalau kamu beli dalam bentuk mie kemasan impor. Tapi sekarang sudah banyak produk lokal, meski tetap sedikit lebih pricey dibanding makanan pokok biasa.

Porang, karena berasal dari tanaman lokal, harganya lebih terjangkau dan banyak digunakan dalam industri pangan. Namun untuk konsumsi langsung, produk porang yang aman masih belum sebanyak shirataki di pasaran, jadi pilihannya bisa lebih terbatas.

Kalau kamu cari produk praktis, siap olah, dan rendah kalori buat diet, shirataki bisa jadi pilihan yang tepat. Tapi kalau kamu tertarik produk lokal dan ingin alternatif yang bisa bantu kenyang lebih lama, porang mungkin lebih cocok. Yang penting, pastikan kamu konsumsi sesuai kebutuhan dan tetap perhatikan keseimbangan nutrisi, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team