Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Jika ada yang bertanya kuliner apa yang paling populer di Indonesia? Maka, soto bisa menjadi jawabannya. Sebab, hidangan berkuah panas dan disajikan di dalam mangkuk mempunyai komposisi gizi yang lengkap mulai karbohidrat, serat, rempah-rempah hingga protein hewani ini selalu ada di setiap daerah.
Menelisik tentang soto dari sejarah hingga ragamnya memang tidak ada habisnya. Demi menjaga kuliner Indonesia, ini yang perlu kalian ketahui tentang fakta soto.
1. Kuliner asli Tiongkok yang terakulturasi dengan nusantara
Soto sebenarnya kuliner dari Tiongkok yang terakulturasi di Indonesia. Dalam buku yang ditulis Dennys Lombard berjudul Nusa Jawa : Silang Budaya, asal mula soto adalah makanan Tiongkok bernama Caudo yang artinya jeroan dan rempah-rempah.
Baca Juga: 5 Warung Soto Enak dan Legendaris di Semarang, Seporsi Gak Cukup Deh!
2. Pertama kali dijajakan pada abad 19 masehi
instagram.com/kulinerkita.idn Kuliner soto pertama kali dijajakan pada abad ke-19 masehi di Pesisir Pantai Utara Jawa, salah satunya di Semarang.
3. Awalnya dijual orang Tionghoa dengan dipikul dan juga gerobak
Penjual soto pada masa lampau. Sumber : khsblog Pada mulanya soto dijual oleh orang-orang Tionghoa dan peranakan dengan gerobak atau pikulan, hingga membuka warung dan restoran. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari penggunaan sendok bebek saat menikmati soto.
4. Pakai jeroan sapi karena dulu harga daging sapi mahal
Menurut sejarahwan Universitas Padjajaran Bandung, Fadly Rahman mengatakan, jeroan sapi digunakan sebagai bahan pembuat soto, karena pada masa lampau pasokan daging sapi sangat minim dan harganya mahal.
Baca Juga: 6 Resep Soto Khas Daerah di Indonesia, Suguhkan Rasa Istimewa
5. Awalnya orang Tionghoa menjual soto dengan menggunakan daging babi lalu diganti ayam dan sapi
Penjual soto di Boyolali Jawa Tengah. IDN Times/Anggun Puspitoningrum Awalnya orang Tionghoa menjual soto dengan menggunakan daging babi. Namun, karena penduduk Indonesia banyak yang memeluk agama Islam, daging babi diganti dengan daging ayam, bebek, sapi, hingga kerbau.
6. Perpaduan dari berbagai budaya mulai dari Tionghoa, Indonesia hingga India
Ilustrasi soto dan beragam lauk pauk pendamping di Jawa Tengah. IDN Times/Anggun Puspitoningrum Semangkuk soto merupakan percampuran dari berbagai budaya dan tradisi baik lokal maupun warga pendatang dari luar Indonesia. Seperti, mie atau soun dari Tiongkok, rempah-rempah pala dan lada dari Indonesia, bahkan ada kunyit dan kari dari India.
7. Setiap daerah memiliki kekhasan masing-masing
Antropolog Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Dr Lono Simatupang mengatakan, kuliner soto menyebar ke seluruh Indonesia seiring dengan penyebaran manusia. Sehingga, setiap daerah memiliki khas olahan bumbu soto sendiri.
8. Ragam jenis soto disajaikan dalam berbagai ukuran mangkok di tiap daerah yang ada di nusantara
Ilustrasi mangkuk soto nusantara. IDN Times/Anggun Puspitoningrum Tidak hanya rasa dan isinya yang berbeda, kekhasan soto di setiap daerah di nusantara dapat dilihat dari ukuran mangkuknya. Penulis buku 100 Maknyuss Jalur Mudik bersama pakar kuliner Bondan Winarno dan Lidia Tanod pada acara Telusurasa Online yang diselenggarakan komunitas kuliner PartiGastronomi mengungkapkan, ada tiga ukuran diameter mangkuk untuk menyajikan soto mulai 12 centimeter (cm), 16-18 cm, sampai 20 cm.
9. Ternyata ada 75 jenis soto yang ada di 22 daerah di nusantara
Ilustrasi Soto Ayam khas Boyolali Jawa Tengah. IDN Times/Anggun Puspitoningrum Dalam penelitian pakar kuliner tradisional Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Murdijati Gardjito berjudul ‘Profil Soto Indonesia : Fakta Pendukung Soto dalam Representasi Kuliner Indonesia’ terungkap setidaknya ada 75 jenis soto yang ada di 22 daerah di nusantara dengan total ada 48 jenis bumbu yang digunakan untuk memasak kuliner itu.
Baca Juga: Resep Membuat Soto Kudus yang Bikin Badan Langsung Hangat
