Sudah 71 Tahun Zaenal Jaga Resep Rahasia Sirup Es Marem Semarang

Resep Es Marem pernah mau ditukar dengan mobil dan rumah

Semarang, IDN Times - Cuaca panas di Kota Semarang akhir-akhir ini memang luar biasa menyengat. Tidak hanya pada waktu siang, saat malam hari rasa gerah juga terus menyerang.

Pada sebuah serambi toko di Jalan KH Wahid Hasyim Semarang tampak orang berkerumun sejak petang hari. Mereka mengelilingi sebuah gerobak kayu berwarna hijau tanpa tenda memesan minuman segar, yakni Es Marem Khas Zaenal Kranggan.

1. Zaenal jualan Es Marem sejak usia 16 tahun

Sudah 71 Tahun Zaenal Jaga Resep Rahasia Sirup Es Marem SemarangPara pembeli Es Marem Zaenal Kranggan khas Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Ada tiga orang yang melayani pembeli di sana dengan cekatan menuangkan bahan-bahan es seperti kolang-kaling, cincau hitam, kelapa muda, tape, nangka, hingga kacang tanah sangrai ke dalam mangkuk. Terakhir es gosok dituang ke atasnya dan ditambah sirup gula yang kental.

Setelah mendapatkan semangkuk es, para pembeli menikmati Es Marem dengan duduk secara lesehan maupun di kursi yang disediakan di depan toko yang sudah tutup. Pembeli terus datang dan pergi sepanjang malam itu. Semangkuk Es Marem yang manis dan segar itu tidak sekadar untuk melepas dahaga tapi serasa bisa mengurangi rasa gerah karena hawa panas Kota Semarang.

Zaenal, lelaki berusia 86 tahun itu adalah sang maestro dari Es Marem khas Semarang. Sudah sejak tahun 1952 ia merantau dari Rembang ke Semarang untuk berjualan Es Marem dengan gerobak, berkeliling dari satu kampung ke kampung lain. Ia membawa resep dari sang nenek yang juga berjualan es campur itu di Rembang ke Semarang.

‘’Saya sudah keliling jualan es ke seluruh Semarang. Saat itu usia saya masih 16 tahun, saya jualan ketika Simpang Lima hingga kantor RRI masih rawa-rawa. Bahkan, saya juga melewati masa pertempuran lima hari di Semarang. Waktu itu saya jual es seharga 1 sen,’’ ungkapnya saat ditemui IDN Times, Kamis (28/9/2023).

2. Zaenal yang pertama populerkan Es Marem

Sudah 71 Tahun Zaenal Jaga Resep Rahasia Sirup Es Marem SemarangZaenal sang maestro pelestari kuliner Es Marem khas Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Es Marem yang dijajakan oleh Zaenal ini adalah es campur atau di daerah Jawa Tengah disebut es cao. Umumnya, es cao hanya berisi kolang-kaling, kepala muda dan cincau hitam. Namun, Zaenal berkreasi dan memberi nama es cao itu dengan es kombinasi santan dan es kombinasi jeruk.

Sebab, selain ada tambahan bahan-bahan lain seperti tape, cendol, lenco, nangka, kacang tanah sangrai, untuk kuahnya pun ia menawarkan kuah santan atau kuah jeruk. Jika memilih kuah santan akan ditambahkan sirup merah dan santan kelapa segar, sedangkan kuah bening berasal dari perasan buah jeruk dan sirup gula.

Selain itu, masih ada menu lainnya seperti es teler spesial, es kolak spesial, es kelapa muda, es degan jeruk dan es jeruk selasih. Ia menjual aneka es itu mulai dengan harga Rp10 ribu–Rp15 ribu per mangkuk.

Bisa dibilang Zaenal lah yang pertama mempopulerkan es campur dengan nama Es Marem ini di Kota Semarang. Kini Es Marem sudah menjadi kuliner atau jajanan khas Semarang yang selalu dicari, tidak hanya oleh warga Kota Semarang tapi juga wisatawan dari luar kota hingga luar negeri.

Baca Juga: 9 Kuliner Khas Semarang Wajib Dicoba, Rasanya Bikin Nagih

3. Tak tersaingi dengan penjual es sejenis

Sudah 71 Tahun Zaenal Jaga Resep Rahasia Sirup Es Marem SemarangEs Marem Zaenal Kranggan khas Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Ayah dari lima anak ini menuturkan, ia menamakan Es Marem supaya konsumen yang membeli merasa puas setelah mencicipi esnya.

‘’Marem itu kan diambil dari bahasa Jawa, yang artinya puas. Makanya, saya sering tanya ke pembeli, beli es satu mangkok marem nggak, puas nggak,’’ ujar warga Kampung Karang Kebon Semarang itu.

Selama 71 tahun, Zaenal tetap setia berjualan Es Marem dari berkeliling hingga menetap di kawasan Kranggan yang tidak jauh dari Pecinan Semarang itu. Bahkan, sekitar tahun 2000-an mulai banyak yang menjual es campur serupa dengan nama Es Marem.

Menurut Zaenal, itu tidak masalah bagi dirinya dan tidak menganggap mereka sebagai pesaing.

‘’Toh, yang jualan itu juga saudara-saudara saya. Mereka izin mau jualan Es Marem juga. Saya bilang ya silakan, bahkan mereka jual dengan harga lebih murah juga tidak masalah bagi saya. Namun, kalau sudah pernah beli es di tempat saya akan tahu bedanya,’’ tuturnya.

4. Jaga rahasia racikan sirup gula

Sudah 71 Tahun Zaenal Jaga Resep Rahasia Sirup Es Marem SemarangEs Marem Zaenal Kranggan khas Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Zaenal mempunyai racikan rahasia yang membuat Es Marem buatannya berbeda dengan penjual lain. Ia menyimpan resep sirup gula yang tetap dijaga dan tidak pernah dibagikan ke siapapun.

“Sirup itu saya buat sendiri. Resepnya ya hanya saya yang tahu. Semua bahan yang saya gunakan alami tanpa tambahan bahan kimia atau pewarna buatan,’’ terangnya.

Kelezatan dan kesegaran Es Marem racikan Zaenal ini pernah menarik sejumlah pengusaha untuk membeli resepnya. Mereka menawarkan harta mereka atau membayar resep Es Marem dengan mobil, rumah dan tanah.

‘’Pernah dulu tahun 1980-an, ketika mobil Corona dan Corolla baru saja dirilis, ada orang datang ke saya untuk menukar resep Es Marem dengan mobil itu. Terus ada juga saya diajak ke Jakarta mau dibikinkan usaha rumah makan asal menukarnya dengan resep Es Marem. Saya tidak mau, langsung saya tolak,’’ katanya.

5. Media sosial bantu usaha Es Marem makin ramai

Sudah 71 Tahun Zaenal Jaga Resep Rahasia Sirup Es Marem SemarangMenu Es Marem Zaenal Kranggan khas Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Kini di masa senjanya Zaenal tetap ingin menjaga dan melestarikan Es Marem di Kota Semarang. Meskipun, raganya sudah tidak seperti dulu ia tetap ingin bertemu para pelanggannya yang setia datang untuk membeli Es Marem racikannya.

‘’Ya, setiap hari saya tetap buka dibantu istri dan anak. Namun, jam bukanya saya kurangi. Kalau dulu buka dari pukul 17.00 sampai dini hari, ini cuma sampai pukul 23.30. Soalnya saya sudah ada penyakit sehingga nggak seperti dulu lagi kondisinya,’’ kata Zaenal.

Namun, saat ini ia bersyukur dengan perkembangan zaman dan teknologi digital seperti media sosial membuat usahanya ini tetap bertahan. Jumlah pelanggan pun bertambah dan dari berbagai usia.

‘’Dengan dipromosikan sama media sosial saya jadi senang. Artinya, usaha jadi ramai, rezeki jadi lancar,’’ tandas Zaenal.

Baca Juga: 7 Tempat Kuliner di Semarang yang Legendaris dan Enak

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya