Es Campur Pak Wawi Eksis Sejak 1970, Manisnya Bikin Klangenan

Isinya ketan hitam, kacang hijau, kolang-kaling dan roti

Semarang, IDN Times - Warungnya tergolong sangat sederhana. Lokasinya di tengah Kampung Lengkong Sopo, Jalan Layur, Kecamatan Semarang Utara. Tetapi hampir saban hari menjadi jujugan bagi warga Semarang bahkan para pelancong untuk melepas dahaga. 

Ya, di warung itulah sehari-hari Fitri dan keluarganya menjajakan es campur. Sebenarnya lebih pas disebut es puter. Karena setiap membuat serutan esnya, Fitri masih tetap memakai alat pencacah es yang digerakan secara manual. 

Bertahan lewat generasi ketiga

Es Campur Pak Wawi Eksis Sejak 1970, Manisnya Bikin KlangenanGenerasi kedua es puter Pak Wawi saat melayani pelanggan yang mampir ke warungnya di Kampung Lengkong Sop, Kampung Melayu, Jalan Layur, Kota Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Fitri adalah generasi ketiga dari keluarga Pak Wawi. Pak Wawi yang dimaksud tak lain kakek Fitri yang mempelopori bisnis es campur di Kampung Lengkong Sop pada 1970.

"Mbah saya sudah berhenti jualan es campur. Terus sejak 1999 dilanjutkan bapak saya. Beberapa tahun saya diminta meneruskan," kata Fitri di sela kesibukannya melayani pelanggannya, Sabtu (30/9/2023). 

Rasanya kental manis karena ada ketan hitam

Es Campur Pak Wawi Eksis Sejak 1970, Manisnya Bikin KlangenanEs puter Pak Wawi yang bercitarasa dominan kental manis dengan isian ketan hitam, kacang hijau dan roti. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semangkok es campur Pak Wawi dipatok seharga Rp8 ribu. Jika ditambahi hitam atau potongan roti, harganya menjadi Rp11 ribu. 

Harga tersebut, menurut sejumlah pembeli masih tergolong murah meriah. Sebab, rasanya masih orisial seperti dahulu Pak Wawi berjualan. 

Di samping itu, porsinya juga banyak.

"Saya kalau beli es puter ini sudah sejak dulu. Waktu saya kecil jajannya pasti kemari. Warungnya gak pernah pindah-pindah. Tetap di Lengkong Sop," aku Bekti, seorang pelanggan sembari berkata bahwa sebutan es puter mburi klenteng lebih mahsyur ketimbang es campur untuk menyebut es buatan Pak Wawi. 

"Di sini terkenalnya es puter mburi klenteng. Kalau pendatang ya nyebutnya es campur. Rasanya enak kok. Kental manis, sama kolang-kalingnya saya suka," tambahnya. 

Jaga keaslian resep es campur

Es Campur Pak Wawi Eksis Sejak 1970, Manisnya Bikin Klangenanflickr.com/@kamekame

Jika dilihat dari teksturnya, es campur Pak Wawi berisikan ketan hitam, kacang hijau, kolang-kaling dan taburan susu cokelat. 

Menurut Fitri, rasa dan isian es campurnya tidak pernah berubah sejak diwariskan turun-temurun. Ia berkata menjaga tradisi resep dari sang kakek lebih penting ketimbang mengikuti arus perkembangan zaman. 

"Kalau rasanya diubah pasti pelanggan yang sudah bertahun-tahun ke sini jadi pergi. Makanya kita pertahankan terus," katanya. 

Saban hari es campur Pak Wawi buka jam 10.00 dan dagangannya selalu habis selepas dzuhur. 

Berharap telaten jaga resep keluarga

Es Campur Pak Wawi Eksis Sejak 1970, Manisnya Bikin Klangenanspeckyshyda.blogspot.com

Koordinator Komunitas Kuliner Semarang, Firdaus Adinegoro bilang makanan tradisional khas Semarang selama ini masih banyak dijumpai. Selain es campur Pak Wawi, makanan tradisional lainnya juga ada nasi glewo, nasi kebuli, sayur ndas manyung, nasi ayam, es marem, tahu gimbal pak edy, nasi goreng pak karmin. 

"Jadi kan Semarang kan gak cuman lunpia dan bandeng presto aja. Ya masih banyak lagi kalau mau didaftar ada puluhan jenis panganan khas yang aslinya dari Semarang. Tetapi yang sudah gulung tikar juga banyak," tuturnya. 

Ia berharap generasi penerus kuliner tradisional Semarang tetap berusaha menjaga keotentikan rasa dan telaten mempertahankan bisnisnya. Dengan begitu, khazanah kuliner lokal tetap bertahan walaupun banyak makanan siap saji yang menjamur di sejumlah tempat. 

Baca Juga: Sudah 71 Tahun Zaenal Jaga Resep Rahasia Sirup Es Marem Semarang

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya