Lengket dan manis. Dua kata yang tepat menggambarkan tekstur kue keranjang. Panganan khas Thionghoa ini selalu menjadi buruan utama jika perayaan Imlek digelar saban tahun.
Namun rupanya tak banyak orang yang mau mengadu nasib dengan memproduksi kue keranjang. Di Semarang, keluarga Ong Ing Hwat merupakan segelintir orang yang masih eksis memproduksi makanan tersebut.
Bertempat di rumahnya, Kampung Kentangan Tengah Nomor 67, Jagalan, Pecinan Semarang, semerbak aroma campuran tepung dan vanili begitu terasa saat menjejakkan kaki di depan garasinya.
Indriyanti, istri Ong menyambut ramah pada Selasa (14/1). Sembari mempersilahkan masuk, Indriyanti bilang dirinya saat ini sangat sibuk mengerjakan pesanan kue keranjang.
Dalam sehari ia dapat memasak 90 kilogram adonan kue keranjang. "Sembilan puluh kilo itu kalau dipotong-potong bisa jadi puluhan buah," kata generasi ketiga perajin kue keranjang ini kepada IDN Times.