Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
idntimes.com
Anas Urbaningrum (kiri) bersama Tridianto (kanan) politikus era 2000an saat memilih langsung daging enthok di dapur warung enthok Nini Kenter, Cilongok, Banyumas, Selasa (4/11/2025).(IDN Times

Intinya sih...

  • Anas Urbaningrum puji rasa lesom daging entok di Warung Enthok Nini Kenter

  • Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Prabowo disambut positif, tapi perlu pelaksanaan yang hati-hati

  • Kunjungan Anas ke warung entok membuka obrolan soal ekonomi rakyat dan kemandirian UMKM

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyumas, IDN Times - Politikus Anas Urbaningrum terlihat santai menikmati kuliner khas Banyumas di Warung Enthok Nini Kenter, Cilongok. Ia datang bersama sahabatnya, Tridianto, mantan politikus Cilacap yang kini sibuk berbisnis.

Tak hanya mencicipi daging basur khas entok, kepada IDN Times, Selasa (4/11/2025), tak hanya mencicipi daging basur di Warung Enthok Nini Kenter, Anas juga berbicara soal ekonomi rakyat dan menyinggung program Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Presiden Prabowo Subianto.

1. Anas jatuh cinta dengan rasa lesom

Anas Urbaningrum (tengah) sebut kata enak itu nggak cukup, yang mewakili adalah lesom, Selasa (4/11/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Begitu menyantap daging entok di warung sederhana itu, Anas langsung tersenyum lebar. "Lesom banget," katanya, sambil tertawa. Menurutnya, kata enak itu nggak cukup, yang mewakili adalah lesom, bahkan boleh dikatakan rasanya super lesom,

Ia mengaku sudah sering mencicipi menu entok di banyak tempat, tapi rasa di Cilongok terasa berbeda."Suasananya pas, warung juga nggak perlu dimodernkan, kalau dibuat modern malah hilang ruhnyaBanyumas,"katanya.

Ditambahkan, bukan hanya soal rasa, Anas melihat kuliner lokal seperti warung entok ini sebagai simbol kemandirian ekonomi rakyat."Warung seperti ini bukan hanya soal kuliner, tapi tentang ekonomi kecil dan menengah, karena merekalah fondasi pertumbuhan sekaligus pemerataan kemakmuran," jelasnya.

Menurutnya, ekonomi berbasis UMKM seperti ini membuat bangsa lebih tangguh. "Kalau ekonomi kecil hidup di seluruh Indonesia, stabilitas dan pemerataan kemakmuran bisa jalan bareng,"tambahnya.

2. Singgung program MBG Prabowo, idenya bagus, tinggal cara pelaksanaannya

Dengan gaya santai, Anas sebut MBG adalah program bagus pemerintah Prabowo hanya pelaksanaannya harus hati hati supaya nggak merugikan UMKM, Selasa (4/11/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Anas juga menanggapi isu soal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini tengah ramai dibicarakan. "Programnya bagus, tujuannya mulia, revolusi generasi sehat, tapi pelaksanaannya harus hati hati supaya nggak merugikan UMKM,"kata Anas.

Ia menegaskan, pemerintah perlu lebih banyak mendengar masukan dari pelaku usaha kecil. "Tugas pemerintah bukan cuma bikin program, tapi juga mendengarkan, kritik dan saran itu penting supaya implementasinya makin baik,"tegasnya.

Menurutnya, program MBG justru bisa jadi peluang besar untuk menggerakkan ekonomi kecil kalau dikelola dengan tepat. "Dana sebesar itu harus bisa menetas ke bawah, bukan tersentral di pelaku besar,"ujarnya.

3. Dari politik ke kuliner, Anas tetap bicara soal rakyat

Warung enthok Nini Kenter yang terletak di Jalan Raya Cilongok Purwokerto yang jadi tujuan kuliner Anas Urbaningrum, nampak pencinta daging enthok lainnya usai bersantap siang, Selasa (4/11/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Pantauan IDN Times, kunjungan Anas ke Warung Enthok Cilongok bersama Tridianto mungkin terlihat sederhana. Tapi dari sepiring daging basur, obrolan berkembang hingga isu ekonomi nasional.

"Makan entok ini tidak hanya soal menu rasa ditambah sambal ijo, rebusan daun singkong, dan teh manis,tapi juga tentang kemandirian ekonomi rakyat,"tutupnya sambil menikmati suapan terakhir daging entok super "lesom".

Diketahui Sajian daging basur di Warung Enthok Nini Kenter baru dibuka sejak 23 Oktober 2025, namun sudah mendapat sambutan hanya dari pencinta kuliner di kabupaten Banyumas. "Sehari menghabiskan 7 ekor enthok, dan buka mulai dari jam 7 hingga 8 malam, dengan harga Rp 25Rb tanpa nasi, bila pakai nasi Rp30Rb, "ujar Daryatun, sang juru masak.

Editorial Team