TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Fakta soal Mitos Umum Madu Asli, Cek Biar Gak Keblinger!

 Apalagi banyak madu yang beredar saat pandemik COVID-19

Unsplash/Arwin Neil Baichoo

Madu menjadi barang yang paling banyak dicari selama pandemik COVID-19 seiring dengan kesadaran masyarakat yang peduli terhadap kesehatan. Sebab, banyak khasiat dari madu buat tubuh, khususnya untuk imunitas.

Meski demikian, tidak sedikit masyarakat yang masih kesulitan memilih madu asli, karena minimnya informasi dan pengetahuan. Untuk membantu masyarakat memilih madu asli, simak dulu fakta 4 mitos mengenai keaslian madu yang banyak beredar dikalangan masyarakat dari produsen produk lebah, Kembang Joyo. Keep scrolling!

Baca Juga: Kenali Madu Manuka dan 3 Manfaatnya untuk Tubuh, Kulit Tambah Sehat

1. Madu asli tidak akan berubah warna

ilustrasi madu (pexels.com/Pixabay)

Perubahan warna pada madu merupakan hal yang biasa. Hal tersebut disebabkan adanya reaksi Maillard atau reaksi pencoklatan non-enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu.

Seperti diketahui, antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal. Dengan begitu, bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah.

2. Madu yang mengkristal adalah madu palsu

ilustrasi madu (freepik.com/efe.madrid)

Kristalisasi madu sering diartikan masyarakat sebagai madu palsu. Padahal, kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu.

Madu yang mengalami kristalisasi tidak akan mengalami penurunan kualitas. Semua kandungannya akan tetap sama dan tidak berubah, kecuali warnanya.

3. Madu asli bisa meletup

Ilustrasi madu (unsplash.com/Sophie Nengel)

Madu berasal dari cairan tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Secara alamiah, khamir (mikroorganisme uniseluler yang masuk ke dalam kingdom fungi) yang berada di alam akan terbawa dalam madu. Khamir tidak akan aktif pada madu yang mempunyai masa panen cukup panjang.

Sebaliknya, khamir akan aktif dan melakukan proses fermentasi pada madu yang dipanen muda. Hasil samping dari fermentasi ini adalah CO2 (karbon dioksida) yang berbentuk gas. Secara alamiah, gas tersebut akan menguap di udara. Tetapi, gas akan terakumulasi dan menghasilkan letupan saat berada di botol yang tertutup sangat rapat. Sehingga, keaslian madu tidak bisa diukur dari meletup atau tidaknya. 

Baca Juga: 5 Jenis Madu yang Banyak Dicari saat Pandemik COVID-19, Khasiatnya Jos

Berita Terkini Lainnya