TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali dan Cara Atasi Penyakit Pneumonia pada Bayi dan Balita

Tingkat kematian pneumonia pada balita di Indonesia tinggi

Ilustrasi anak menderita ISPA. ANTARA FOTO/FB Anggoro

Penyakit pneumonia atau radang paru-paru akut masih menjadi ancaman serius bagi bayi dan balita di Indonesia. Tidak banyak yang mengetahui gejala maupun tanda-tanda infeksinya.

Baca Juga: 5 Manfaat Teh Hitam Untuk Tubuh, Cegah Kanker Payudara Hingga Jantung

1. Gejala pneumonia adalah napas yang cepat

unsplash.com/Jesse Orrico

Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan manifestasi atau perwujudan yang tidak kelihatan mengalami radang paru akut.

Gejala yang ditimbulkan adalah napas cepat atau adanya peningkatan laju panas. Kondisi tersebut berbeda-beda pada bayi, yakni:

  • Jika bayi berusia kurang dari 2 bulan lebih atau sama laju napasnya 60 kali per menit
  • Jika bayi berusia 2-12 bulan laju napasnya 50 kali per menit
  • Jika bayi berusia 1-5 tahun laju napasnya 40 kali per menit

Sesak napas yang terjadi pada bayi ditandai dengan tarikan dinding dada bagian bawah setiap kali menarik napas. Hal itu terlihat seperti pada dada bayi dimana bentuk rusuk badan terlihat dengan jelas.

2. Infeksi pneumonia berasal dari banyak hal

childrenswellnesscenter.com

Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam virus, bakteri, jamur, atau bahan korosif.

Adapun bakteri yang paling sering adalah Pneumokokus (Streptococcus pnemumonia), HiB (Haemophilus influenza tipe B), dan Stafilokokus (Staphylococcus aereus).

Sedangkan penyebab dari virus berasal dari rhinovirus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), virus influenza, serta virus campak (morbili).

3. Imunisasi pneumonia menjadi langkah pencegahan spesifik

Ilustrasi imunisasi anak. pexels.com/CDC

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah, Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K) menyatakan pneumonia cukup berbahaya karena menyerang saluran nafas. Proses penularannya dapat terjadi dari hasil ditulari orang lain maupun ketika menghirup bahan berbahaya.

“Langkah pencegahannya tentu bisa dilakukan secara umum melalui ASI, makanan pendamping ASI dan perbaian gizi, serta pencegahan spesifik lewat vaksin imunisasi,” katanya dalam sebuah edukasi daring Media dan Penyebaran Komunikasi Publik Peran Ayah dan Pencegahan Pneumonia pada Anak dengan Imunisasi, 12 Januari 2021.

Imunisasi pneumonia tersebut harus dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Diharapkan, dengan imunisasi rutin tersebut, mampu membuat pertahanan diri bagi bayi maupun balita sehingga terhindar dari bakteri maupun virus dan dapat meminimalisir dari paparan pneumonia.

Baca Juga: Suntik Vitamin C Bisa Tingkatkan Imun, Ini Dosis Yang Wajib Diketahui

Berita Terkini Lainnya