4 Penjelasan Detail Mengapa Sudah Divaksinasi Masih Kena COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Semarang, Jawa Tengah masih terus naik meski vaksinasi sudah digalakkan. Sebanyak 195 orang diketahui terinfeksi virus corona setelah memperoleh suntikan vaksin Sinovac. Adapun, mayoritas yang terkena adalah para tenaga kesehatan. Mengapa hal itu bisa terjadi?
1. Saat vaksinasi ternyata virus corona sedang dalam masa inkubasi di tubuh
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Abdul Hakam menjelaskan, ada beberapa kemungkinan mengapa tenaga kesehatan maupun masyarakat yang sudah divaksinasi masih bisa terpapar COVID-19.
‘’Pertama adalah terkait inkubasi virus. Ada kemungkinan ketika yang bersangkutan mendapat suntikan ternyata virus corona sedang dalam masa inkubasi di dalam tubuhnya. Sehingga, setelah suntikan pertama itu barulah muncul gejala positif COVID-19,’’ ungkapnya saat dikonfirmasi IDN Times, Jumat (19/3/2021).
2. Kadar antibodi yang dihasilkan vaksin belum maksimal
Kedua, lanjut dia, adalah mengenai kadar antibodi yang dihasilkan vaksin belum maksimal. Sebab secara ilmiah, vaksin Sinovac memang harus disuntikkan dua kali kepada sasaran penerima.
Untuk diketahui, pada suntikan pertama atau primary exposure, kadar vaksin masih rendah. Kemudian, kecepatan pembentukan antibodi juga rendah dan kualitas antibodi belum bagus.
‘’Kita belum bisa mengharapkan proteksi setelah suntikan pertama. Jadi proteksi diperoleh dua pekan setelah suntikan kedua, bahkan ada yang sampai satu bulan,’’ tutur Hakam.
Baca Juga: 195 Warga Semarang Terinfeksi COVID-19 Pasca Divaksin, Mayoritas Nakes
3. Protokol kesehatan tidak dijalankan setelah vaksinasi
Maka itu, lanjutnya, mohon pengertian dari masyarakat bahwa bukan berarti setelah suntikan pertama atau bahkan kedua kemudian jadi kebal terhadap virus corona. Sekalipun punya kekebalan, tetap bisa terpapar jika protokol kesehatan tidak dijalankan.
Hakam menambahkan, vaksin hanya untuk melindungi diri dari gejala berat jika virus corona masuk dalam tubuh.
‘’Jadi mohon kepada masyarakat untuk tidak euforia menerima vaksin kemudian protokol kesehatannya ditinggal. Harus tetap wajib 5M ditambah dengan vaksin, Insyallah proteksinya dobel dan kita terhindar dari COVID-19,“ tandasnya.
4. Vaksin membutuhkan waktu 14-28 hari setelah penyuntikan kedua
Melansir keterangan resmi BPOM soal vaksin Sinovac, diperlukan waktu 14-28 hari setelah penyuntikkan kedua untuk membangun jumlah antibodi yang optimal supaya memberikan perlindungan maksimal.
Fakta berikutnya, efikasi vaksin Sinovac yang diketahui adalah untuk mencegah munculnya COVID-19 bergejala. Sedangkan, saat ini belum diketahui pasti bahwa efikasi vaksin Sinovac untuk mencegah kasus COVID-19 asimptometik (tanpa gejala).
Baca Juga: Ada 166 Tenaga Kesehatan di Semarang Gak Datang saat Jadwal Vaksinasi