Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tanda Kalau Mentalmu Belum Siap Hadapi Kerja di Negara Orang

ilustrasi kerja di negeri orang (pexels.com/Anna Tarazevich)

Siapa pun yang pernah terpikir untuk merantau dan bekerja di negara lain pasti sempat membayangkan segala hal manis yang akan didapat mulai dari gaji lebih besar, pengalaman baru, atau bahkan kesempatan untuk hidup lebih sejahtera. Sayangnya, bayangan indah itu sering kali tidak dibarengi dengan kesiapan mental yang kuat.

Ketika kenyataan mulai tidak sesuai harapan, tekanan mental perlahan muncul, membuat segalanya terasa semakin berat dari hari ke hari. 

Berikut lima tanda yang sering muncul diam-diam tanpa disadari, namun bisa menjadi isyarat bahwa mentalmu belum sepenuhnya siap menghadapi kerasnya kerja di negeri orang.

1. Selalu merasa terasing meski dikelilingi oleh banyak orang

ilustrasi merasa terasing (pexels.com/Yan Krukau)

Saat berada di lingkungan baru, apalagi di negara yang budayanya sangat berbeda, rasa kesepian bisa menyerang bahkan di tengah keramaian. Ketika semua orang berbicara dalam bahasa yang belum kamu kuasai sepenuhnya, perasaan terputus dari sekitar bisa muncul tanpa bisa ditahan.

Hal-hal kecil seperti tidak mengerti obrolan santai rekan kerja atau tidak bisa mengikuti candaan sehari-hari bisa membuat kamu merasa benar-benar sendirian. Ini bukan hanya soal bahasa, tapi juga tentang perasaan tidak termasuk dalam satu komunitas.

Kondisi ini bisa semakin berat ketika tidak ada dukungan sosial yang memadai di tempat tinggal atau tempat kerja. Meski punya banyak kenalan, kamu tetap merasa tidak punya siapa-siapa untuk diajak berbagi perasaan atau cerita.

Rasa terasing ini perlahan mengikis semangat dan membuat hari-harimu terasa kosong. Kalau ini terus terjadi, jangan anggap enteng, karena ini bisa jadi sinyal mentalmu sedang kewalahan.

2. Mudah merasa lelah walau secara fisik tidak banyak melakukan aktivitas

ilustrasi lelah (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Bekerja di luar negeri bukan hanya soal pekerjaan, tapi juga adaptasi yang melelahkan secara emosional. Meskipun pekerjaanmu tidak terlalu berat secara fisik, kamu merasa cepat lelah, lesu, dan kehilangan semangat.

Hal ini sering kali terjadi karena pikiran terus bekerja keras untuk memahami lingkungan, mengatur ekspektasi, dan menahan stres yang datang bertubi-tubi. Energi terkuras bukan karena tubuh, tapi karena otak dan hati yang terus berjuang menyesuaikan diri.

Keadaan semacam ini tidak jarang membuat kamu merasa seolah-olah tidak pernah cukup istirahat. Meski sudah tidur cukup, tubuh tetap terasa berat dan pikiran tidak jernih.

Kamu mulai kehilangan minat terhadap hal-hal yang dulu menyenangkan, dan perlahan merasa pekerjaan sehari-hari menjadi beban. Saat rasa lelah seperti ini datang berkepanjangan, itu bisa jadi tanda kamu sedang tidak baik-baik saja secara mental.

3. Kamu terlalu keras menuntut diri sendiri untuk sukses

ilustrasi lelah (pexels.com/RDNE Stock project)

Harapan yang tinggi terhadap diri sendiri sering kali datang dari tekanan sosial maupun keluarga. Kamu merasa harus membuktikan bahwa merantau ke luar negeri adalah keputusan yang tepat, sehingga tanpa sadar menetapkan standar yang terlalu tinggi.

Setiap kesalahan kecil terasa seperti kegagalan besar yang tidak bisa dimaafkan. Kamu jadi terlalu fokus pada hasil dan lupa bahwa prosesyang kamu lewati juga tidak kalah penting untuk dihargai.

Tuntutan yang terus-menerus ini bisa membuat kamu sulit bernapas dan merasa tertekan setiap waktu. Tidak ada ruang untuk bersantai atau menikmati momen karena kepala terus dipenuhi dengan target dan ketakutan akan kegagalan.

Padahal, tanpa mental yang kuat dan fleksibel, tekanan semacam ini bisa menghancurkan rasa percaya diri dalam waktu singkat. Bila kamu mulai kehilangan rasa puas atas pencapaianmu sendiri, itu mungkin waktunya mengevaluasi kesehatan mentalmu.

4. Kamu sulit menyampaikan perasaan secara terbuka

ilustrasi sulit terbuka (pexels.com/Thirdman)

Komunikasi adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental, tapi sayangnya tidak semua orang punya keberanian untuk bicara jujur tentang apa yang dirasakan. Saat bekerja di luar negeri, kamu mungkin merasa sungkan atau takut dianggap lemah jika mengeluh atau meminta bantuan.

Maka dari itu, banyak perasaan tidak nyaman yang disimpan sendiri, tanpa pernah benar-benar tersampaikan. Semakin lama kamu pendam, perasaan itu bisa berubah menjadi beban emosional yang berat.

Tak sedikit pula yang merasa bahwa tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami apa yang sedang dialami. Apalagi jika lingkungan sekitar tidak terlalu terbuka terhadap isu kesehatan mental.

Akhirnya, kamu memilih diam, meski di dalam hati sebenarnya ingin sekali didengar. Bila kamu mulai merasa kesulitan mengekspresikan emosi atau sering memendam perasaan, itu bisa menjadi tanda bahwa kamu butuh jeda untuk menata ulang batinmu.

5. Kamu meragukan keputusan untuk merantau setiap hari

ilustrasi ragu (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Di awal mungkin kamu merasa sangat yakin bahwa bekerja di luar negeri adalah langkah terbaik untuk masa depan. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul keraguan yang tidak pernah berhenti mengganggu pikiran.

Setiap pagi terasa berat, dan kamu mulai bertanya-tanya apakah semua ini layak diperjuangkan. Perasaan menyesal atau kecewa terhadap diri sendiri perlahan muncul tanpa bisa untuk kamu kendalikan.

Jika perasaan seperti ini muncul sesekali, itu masih bisa dimaklumi. Tapi kalau rasa ragu itu terus datang bahkan saat kamu sedang tidak ada masalah besar, mungkin mentalmu sedang dalam titik rentan.

Meragukan keputusan sendiri bisa menjadi refleksi bahwa ada tekanan batin yang tidak kamu sadari sebelumnya. Bila kamu terus hidup dengan perasaan tidak yakin dan kehilangan arah, itu bisa jadi sebuah sinyal kalau kamu perlu berhenti sejenak dan memulihkan diri.

Bekerja di luar negeri memang penuh tantangan, dan tidak semua orang siap menghadapinya dari sisi emosional. Mengenali sinyal-sinyal kecil bahwa mentalmu sedang tidak baik-baik saja adalah langkah penting untuk menjaga diri tetap waras.

Kalau kamu merasa beberapa hal di atas mulai terasa akrab dalam hidupmu, tidak ada salahnya memberi ruang untuk beristirahat, bercerita, atau mencari dukungan. Ingat, menjaga diri sendiri adalah hal utama, bahkan ketika kamu sedang berjuang sejauh itu demi masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us