Waspadai Copycat, Perilaku Meniru Bunuh Diri dari Informasi Medsos

Polda Jateng imbau warga hati-hati dengan info dari medsos

Semarang, IDN Times - Perilaku yang meniru tindakan bunuh diri rentan dilakukan seseorang jika mendapatkan informasi yang beredar di media sosial (medsos).

Pihak Polda Jawa Tengah menyarankan supaya setiap informasi mengenai bunuh diri tidak disebarkan secara detail. Terutama yang menyangkut alasan, pemicu maupun cara-caranya. 

"Pada ilmu psikologi ada perilaku meniru, ada istilah copycat. Maka jangan dieksploitasi. Contohnya, ada surat wasiat, itu bisa membuat orang yang punya masalah yang sama malah dapat ide. Maka orang yang sudah rentan, dapat informasi itu bisa semakin menguatkan untuk bunuh diri," ujar Kabag Psikologi SDM Polda Jateng, AKBP Novian Susilo, Jumat (13/10/2023). 

Baca Juga: Udinus Sebut Mahasiswi yang Tewas di Kos Tak Punya Masalah Akademik

1. Remaja sangat rentan melakukan bunuh diri

Waspadai Copycat, Perilaku Meniru Bunuh Diri dari Informasi MedsosTenaga kesehatan Puskesmas Miroto, Farida Prafitasari (kiri) mengajari para remaja cara mencuci tangan yang benar saat kegiatan Posyandu Remaja di kompleks Rumah Susun Pekunden Semarang, Sabtu (15/7/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Dirinya juga menyampaikan kalau usia remaja sangat rentan melakukan tindakan bunuh diri lantaran emosinya yang belum stabil. 

2. Wanita gampang stres ketimbang laki-laki

Waspadai Copycat, Perilaku Meniru Bunuh Diri dari Informasi Medsosilustrasi stres akibat panas berlebih (pexels.com/Kelly Lacy)

Terlebih lagi, bagi para wanita memiliki resiko stres dan depresi yang cenderung lebih tinggi ketimbang laki-laki. Ada juga penyebab lainnya yang mempengaruhi seseorang nekat bunuh diri. Yaitu ada faktor internal dan eksternal. 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Ada gender, karena wanita risiko depresi dan stresnya lebih tinggi dibanding laki-laki. Dan bunuh diri itu tidak tiba-tiba terjadi. Selalu diawali ide, upaya mencoba. Semua itu juga dipengarui faktor internal dan eksternal," tuturnya. 

3. Perlu faktor internal dan eksternal

Waspadai Copycat, Perilaku Meniru Bunuh Diri dari Informasi Medsosilustrasi berkumpul bersama (pexels.com/fauxels)

Untuk faktor internal, menurutnya berkaitan erat dengan kepribadian seseorang yang memandang dan mengatasi suatu persoalan. "Yang eksternal, punya teman dekat enggak? Ada yang bantu tidak ketika ada masalah? Karena bunuh diri itu merasa tak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah," terangnya.

4. Beri perhatian pada seseorang yang tampak murung

Waspadai Copycat, Perilaku Meniru Bunuh Diri dari Informasi Medsosilustrasi perempuan yang sedang murung (unsplash.com/kevcostello)

Terpisah, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Sri Ariyanti Kristianingsing, menyampaikan kepedulian keluarga dan lingkungan sangat penting untuk menekan resiko seseorang mencoba bunuh diri.

Sebab, mereka yang nekat bunuh diri merasa telah kehilangan support system sehingga memiliki jalan bunuh diri untuk mengakhiri persoalan hidupnya. 

"Kalau ada perubahan perilaku, wajah (ekspresi) dari ceria menjadi pemurung berhari-hari, tunjukanlah kepedulian. Tanyakan kabarnya, dengarkan ceritanya, karena itu bisa menolong, ada kepedulian yang diberikan," kata Sri. 

Baca Juga: Pengunjung yang Tewas di Mal Paragon Semarang Mahasiswi MIPA Unnes

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya