Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Lelet Atasi Banjir Sayung, HMI: Gubernur Jateng Gak Punya Aksi Nyata!

IMG-20250704-WA0005.jpg
Badan Koordinasi HMI Jateng DIY mengadakan aksi simpatik di ruas Pantura Sayung Demak yang dihantam banjir. (IDN Times/bt)

Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Tengah–DI Yogyakarta mengkritik pemerintah daerah yang terkesan lambat dalam melakukan penanganan banjir rob di Pantura Sayung, Kabupaten Demak.

Dalam aksi Jumat (4/7/2025), aktivis HMI membagikan nasi Jumat berkah serta selebaran yang berisi permohonan maaf dan tuntutan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Menurut Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Kepemudaan Badko HMI Jateng-DIY Ahmad Rizqinal Mubarok, banjir rob yang tidak tertangani ini menyebabkan lalu lintas di wilayah Pantura Demak terganggu.

“Kami dari Badko HMI Jateng-DIY meminta maaf kepada seluruh pengguna jalan Pantura Demak, Jawa Tengah, atas keterhambatan dan ketidaknyamanan dalam perjalanan saat melewati Sayung Demak,” kata dia.

Adapun ucapan permohonan maaf tersebut juga merupakan bentuk sindiran kepada Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, yang dinilai lambat dalam menangani krisis banjir rob di Sayung, Demak.

“Permohonan maaf ini kami tujukan kepada masyarakat, tapi juga mengatasnamakan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang terbilang lamban menangani banjir rob ini. Padahal beliau sudah lebih dari 100 hari menjabat, namun kondisi tidak kunjung membaik,” jelasnya.

Banjir rob di Sayung telah berlangsung selama berbulan-bulan dan memberikan dampak luas. Selain membuat kemacetan dan waktu tempuh yang panjang, air rob juga berdampak pada kerusakan kendaraan serta penurunan kualitas ekonomi warga.

“Banyak kendaraan yang mogok saat aksi berlangsung. Warga mengeluhkan sepeda motor mereka cepat keropos akibat air rob yang bersifat korosif,” kata Rizqi.

Melalui aksi ini, Badko HMI Jateng-DIY mendesak Gubernur Ahmad Luthfi agar segera melakukan langkah-langkah konkret dan progresif untuk menyelesaikan masalah ini.

“Kami melihat turunnya Gubernur ke Sayung hanya formalitas semata, saat lokasi ini sedang ramai dibicarakan publik. Tapi setelah itu, tidak ada solusi nyata. Masalah ini seperti dibiarkan begitu saja,” tegas Rizqi.

Lebih lanjut pihaknya menegaskan, perhatian pemerintah seharusnya tidak hanya berhenti pada kunjungan seremonial. Pihaknya menuntut tindakan nyata dan berkelanjutan, bukan hanya pencitraan di tengah penderitaan warga.

“Kami ingin ada langkah serius, bukan hanya dokumentasi turun ke lapangan. Warga sudah cukup menderita dan tidak boleh terus dibiarkan,” pungkas Ahmad Rizqinal.

Aksi ditutup dengan pembagian nasi dan selebaran kepada masyarakat sebagai bentuk empati dan solidaritas terhadap korban banjir rob, sekaligus sebagai pesan moral kepada pemerintah agar lebih cepat dan sigap dalam menangani masalah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us