Sholawat dan Tauziah Dik Doang di Lapas Purwokerto, Warga Binaan Menangis

- Lapas Purwokerto seperti perusahaan berkelas internasional
- Warga binaan tak kuasa menahan tangis
- Kalapas sebut banyak pesan menyentuh
Banyumas, IDN Times - Ratusan warga binaan Lapas Kelas IIA Purwokerto larut dalam tangis haru pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Rabu (17/9/2025). Bukan hanya lantunan sholawat yang mengguncang hati, tetapi juga kehadiran Dik Doank, artis 90an yang kini telah hijrah, yang menyampaikan tausiyah penuh makna tentang ikhlas, harapan, dan masa depan.
Suasana lapas yang biasanya penuh rutinitas harian seolah berubah menjadi ruang kontemplasi, di mana air mata jatuh bukan karena kesedihan, melainkan kerinduan akan perubahan hidup terbebas dari hal buruk yang dialaminya.
"Saya ini artis mas yang bila disambut dengan hingar bingar dan bersanding dengan band band lain, namun hari ini saya hadir disambut dengan sholawat dan bertemu mereka memberikan motivasi dengan kedamaian, dan mengaku terkesan dengan kondisi Lapas Purwokerto sebagai tempat pembelajaran hidup,"katanya kepada IDN Times.
1. Lapas Purwokerto seperti perusahaan berkelas internasional

Kalau orang sudah mau bershalawat, itu berarti ia sedang melangkah menuju jalan menjadi kekasih Allah. Dik Doang mengaku melihat warga binaan justru jauh lebih tabah, lebih sabar, dan lebih merdeka. "Suasananya bersih, tertib, penuh semangat, lapas ini malah lebih layak disebut perusahaan berkelas internasional,"ungkapnya.
Ia mendorong agar warga binaan memanfaatkan waktu di balik jeruji sebagai fase emas untuk mengasah diri. Stigma sosial, menurutnya, hanya bisa dilawan dengan ilmu, keterampilan, dan kepercayaan diri. Dik Doank menekankan pentingnya membangun mental baja bagi warga binaan.
"Jangan sia siakan waktu di sini, asah kecerdasan, keterampilan, dan keahlian agar saat keluar nanti bisa jadi pribadi multitalenta, jangan pernah putus asa, teruslah berjihad di jalan Allah, di mana pun kita berpijak,"pesannya dengan nada bergetar.
2. Warga binaan tak kuasa menahan tangis

Seorang warga binaan berinisial R (35) mengaku mendapatkan energi baru setelah mendengarkan tausiyah KH Chavchay Syaifullah, budayawan dan pembina Pesantren Kreatif Adh Dhamir dan Dik Doank yang penuh pelajaran hidup.
"Saya merasa seperti diingatkan lagi kalau Allah masih memberi kesempatan, dulu saya sering putus asa, merasa hidup saya selesai, tapi hari ini, saya sadar kalau kesempatan itu belum tertutup,"ujarnya lirih usai kegiatan.
Hal senada juga disampaikan S (28), warga binaan lainnya yang tak kuasa menahan tangis ketika doa dipanjatkan. "Saya menyesal dengan masa lalu, tapi kata kata Bang Dik bikin saya lebih percaya diri, semoga nanti saat bebas, saya bisa kembali diterima masyarakat," katanya.
3. Kalapas sebut banyak pesan menyentuh

Kepala Lapas Kelas IIA Purwokerto, Aliandra Harahap, menilai kegiatan ini sukses memberi semangat baru bagi seluruh penghuni lapas, termasuk petugas.
"Antusiasmenya luar biasa, dari awal hingga akhir kegiatan, tidak ada yang terlihat mengantuk, pesan yang disampaikan Bang Dik menyentuh bukan hanya untuk warga binaan, tapi juga untuk kami, petugas, agar selalu menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab,"ucapnya.
Aliandra berharap momentum Maulid Nabi ini menjadi titik balik bagi warga binaan untuk meninggalkan masa lalu, mensyukuri hari ini, dan menyongsong masa depan dengan optimisme.
4. Hidup itu kuncinya ikhlas

Puncak acara terasa ketika doa bersama dipimpin Dik Doank dan KH Chavchay Syaifullah, budayawan dan pembina Pesantren Kreatif Adh Dhamir, ratusan warga binaan dan petugas lapas begitu terharu bahkan ada beberapa pecah tangis, seolah menemukan kekuatan baru dalam setiap kalimat yang dilantunkan.
"Hidup itu kuncinya ikhlas, dan ikhlas harus diartikan dengan baik dan benar, hidup harus bermanfaat untuk diri kita dan orang lain,"pesan ustadz Cavchay.
Disebutkan Bagi warga binaan Lapas Purwokerto, peringatan Maulid Nabi kali ini bukan hanya peringatan keagamaan, melainkan momentum untuk menyulam kembali keyakinan bahwa kesempatan kedua selalu ada, bahkan dari balik jeruji besi.