8 Kiat Menjaga Ketenangan Hati saat Menitipkan Anak di Pesantren

- Anak yang ingin mondok harus berdasarkan keinginan sendiri, menandakan minat besar terhadap agama.
- Kenali lingkungan pesantren dengan baik, pastikan fasilitas dan pola pengasuhan mendukung kesejahteraan fisik dan mental anak.
- Persiapkan fisik dan mental anak dengan baik, jaga komunikasi, percayakan lembaga pendidikan, dan selalu mendoakan anak.
Menitipkan anak ke pondok pesantren merupakan keputusan besar yang membuat perasaan orangtua menjadi campur aduk. Rasa cemas dan khawatir tentang bagaimana anak akan beradaptasi di lingkungan baru yang jauh dari rumah merupakan hal yang wajar.
Namun, keputusan untuk memasukkan anak ke pondok tentunya dilatarbelakangi oleh niat baik agar anak tumbuh menjadi pribadi mandiri, religius, dan mempunyai karakter kuat. Lantas, bagaimana cara menjaga ketenangan hati saat menitipkan anak di pesantren? Berikut ulasannya!
1. Pastikan berasal dari keinginan anak

Agar kegiatan di pesantren tidak membebani anak, sebaiknya pastikan bahwa keinginan untuk mondok benar-benar berasal dari anak itu sendiri. Anak yang tertarik untuk mondok biasanya menunjukkan minat besar terhadap pembelajaran agama.
Menitipkan anak yang ingin mendalami agama lebih dalam ke pesantren merupakan keputusan yang tepat, karena keingintahuan mereka tentang agama akan difasilitasi dengan baik. Ketika keinginan mondok berasal dari anak, orangtua akan merasa lebih tenang karena telah mendukung anak untuk mengejar mimpinya.
2. Kenali dengan baik lingkungan pesantren

Kiat kedua yang bisa dilakukan untuk menjaga ketenangan hati saat menitipkan anak di pesantren adalah mengenal lebih jauh lingkungan tersebut. Kunjungi pondok pesantren, berbicaralah dengan pengurus, guru, dan staf untuk memastikan lingkungan tersebut mempunyai reputasi baik.
Pastikan juga jika fasilitas yang ada di pesantren mendukung kesejahteraan fisik dan mental anak, termasuk pola pengasuhan yang diberikan kepada santri. Ketika sudah memastikan anak berada di lingkungan yang aman dengan orang-orang yang peduli tentunya akan memberikan ketenangan bagi orangtua.
3. Teguhkan niat serta keyakinan

Kecemasan pada diri orangtua seringkali muncul karena perasaan ragu apakah memasukkan anak ke pesantren merupakan keputusan tepat atau tidak. Di kondisi seperti ini penting untuk mengingat kembali niat awal yang mendorong untuk menitipkan anak ke pesantren, misalnya agar anak lebih bisa mendalami ilmu agama di lingkungan yang tepat.
Tegaskan kepada diri sendiri jika keputusan ini bertujuan untuk mendidik anak menjadi pribadi yang lebih baik. Saat sudah meneguhkan niat serta keyakinan, maka ketenangan hati bisa lebih mudah terjaga.
4. Bangun komunikasi baik dengan anak

Sebelum menitipkan anak ke pesantren, pastikan untuk melakukan komunikasi terbuka untuk menanyakan apa harapan mereka nantinya. Dengarkan dengan penuh perhatian apa yang anak inginkan dan berikan dukungan moral agar anak lebih siap menjalani kehidupan di pesantren.
Berikan pemahaman jika pesantren bukanlah tempat menakutkan, melainkan tempat yang penuh dengan kesempatan untuk berkembang dan belajar.
5. Persiapkan fisik dan mental anak

Salah satu kunci agar anak siap menjalani kehidupan pesantren adalah dengan mempersiapkan sebaik mungkin fisik dan mentalnya. Setelah memastikan kebutuhan anak sehari-hari sudah terpenuhi, seperti pakaian, perlengkapan untuk belajar, dan perlengkapan pribadi lainnya, pastikan mental anak juga siap.
Ajarkan anak tentang kebiasaan sehari-hari yang harus dilakukan selama di pesantren, seperti disiplin waktu, belajar mandiri, dan cara berinteraksi dengan penghuni pesantren lainnya. Latih anak untuk menghadapi situasi sulit dengan cara positif, agar bisa mengatasi kesulitan-kesulitan awal tinggal di pesantren.
6. Lakukan komunikasi rutin

Saat anak sudah berada di pesantren, penting untuk menjaga komunikasi dengan mereka melalui fasilitas yang tersedia, seperti telepon, pesan singkat, atau surat. Selain itu, kunjungi anak pada waktu yang telah ditentukan dan jalin komunikasi dengan pengurus pesantren untuk memantau perkembangan anak selama di sana.
Mengetahui kabar anak dan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan baru akan membantu orangtua merasa lebih tenang.
7. Percaya pada kredibilitas pesantren

Menitipkan anak ke pesantren berarti mempercayakan pendidikan ke pengurus dan yakin dengan kredibilitas lembaga pendidikan tersebut. Saat sudah melakukan riset dan menyakini jika pesantren tempat anak menimba ilmu memiliki standar pendidikan yang baik serta pengasuh yang kompeten, maka percayalah anak berada di lingkungan yang tepat.
Hal ini tentunya bisa mengurangi rasa khawatir dan memberikan ketenangan untuk orangtua di rumah.
8. Menjaga anak dengan doa

Salah satu cara terbaik untuk menjaga anak saat mereka jauh dari rumah adalah dengan senantiasa mendoakan. Meskipun fisik tidak bisa selalu berada di sisi anak, doa yang dikirimkan memiliki kekuatan luar biasa untuk memberikan perlindungan, bimbingan, dan keberkahan.
Sebagai orangtua, harus percaya jika doa tulus akan sampai dan menjadi penjaga bagi anak dimanapun mereka berada.
Menitipkan anak ke pesantren memang menjadi tantangan emosional bagi orangtua, namun dengan kiat yang tepat perasaan cemas tersebut akan teratasi. Ketika hati orangtua sudah tenang dan yakin, anak pun akan merasa lebih siap dan kuat untuk menghadapi kehidupan baru di pesantren.