10 Rekomendasi Film Coming of Age yang Underrated, Wajib Nonton!

- The Spectacular Now mengisahkan perjalanan Sutter Keely dalam memahami arti kehidupan dan cinta, dengan akting kuat dari Miles Teller dan Shailene Woodley.
- Kings of Summer menceritakan petualangan tiga remaja laki-laki yang mencari jati diri, namun sering terlewatkan meski memiliki cerita kuat.
- The Way Way Back menawarkan pengalaman emosional seorang remaja di Water Wizz, dengan campuran komedi dan ketulusan emosional yang menghibur.
Film-film coming of age sering kali menghadirkan kisah-kisah yang menggugah hati tentang peralihan dari masa remaja ke dewasa. Melalui cerita-cerita ini, penonton dapat melihat bagaimana karakter-karakter muda menghadapi tantangan hidup, mengeksplorasi identitas diri, dan mencari makna dalam kehidupan mereka. Banyak film populer dalam genre ini yang sudah diakui secara luas, seperti The Breakfast Club atau Stand by Me. Namun, di balik sorotan utama tersebut, terdapat sejumlah film coming of age yang kurang mendapatkan perhatian yang seharusnya, meskipun memiliki kualitas dan pesan yang tak kalah mendalam.
Dalam artikel ini kita akan mengulas sepuluh film coming of age yang underrated dan layak ditonton. Melalui daftar ini, pembaca diharapkan dapat menemukan film-film yang mungkin terlewatkan dan mendapatkan perspektif baru tentang perjalanan menuju kedewasaan. Dari kisah cinta remaja yang rumit hingga pencarian identitas diri, film-film ini menghadirkan pengalaman menonton yang tidak hanya menghibur tetapi juga reflektif dan inspiratif.
1. The Spectacular Now (2013)

The Spectacular Now mengisahkan seorang remaja pesta, Sutter Keely, yang mulai memahami arti kehidupan dan cinta setelah bertemu dengan seorang gadis sederhana bernama Aimee Finecky. Meskipun mendapatkan pujian kritis, film ini sering terlewatkan oleh penonton, menjadikannya salah satu film coming of age yang underrated. Dengan akting yang kuat dari Miles Teller dan Shailene Woodley, film ini menghadirkan narasi yang realistis dan mendalam tentang masa remaja.
2. The Wackness (2008)

Berlatar belakang New York pada tahun 1994, The Wackness mengikuti kisah seorang remaja, Luke Shapiro, yang menjual mariyuana untuk membayar terapi dengan psikiaternya, Dr. Squires, yang kemudian menjadi teman dekatnya. Film ini menawarkan pandangan unik tentang kehidupan remaja di era 90-an. Penggambaran suasana tahun 90-an yang autentik dan hubungan mentor-remaja yang menyentuh antara Luke dan Dr. Squires menambah kedalaman pada cerita, membuat The Wackness layak ditonton bagi mereka yang mencari narasi yang menggugah dan penuh nuansa nostalgia.
3. Kings of Summer (2013)

Kings of Summer mengisahkan tiga remaja laki-laki yang memutuskan untuk melarikan diri dari rumah dan membangun rumah mereka sendiri di hutan selama musim panas, menciptakan petualangan yang penuh kebebasan dan pencarian jati diri. Meski memiliki cerita yang kuat dan visual yang indah, film ini sering kali tidak mendapat perhatian yang layak, menjadikannya salah satu film coming of age yang underrated. Dengan narasi yang unik dan penuh petualangan, Kings of Summer berhasil menggambarkan kebebasan masa remaja dan perjuangan untuk menemukan identitas diri.
4. The Way Way Back (2013)

The Way Way Back mengisahkan perjalanan emosional seorang remaja pendiam, Duncan, yang menemukan dirinya selama liburan musim panas di tepi pantai. Ia menemukan pelarian di Water Wizz, sebuah taman air lokal, di mana bertemu dengan Owen, manajer yang ceria dan eksentrik. Ditemani Owen, Duncan belajar tentang keberanian dan kegembiraan di tempat-tempat tak terduga. Dengan memadukan kehangatan komedi dengan ketulusan emosional The Way Way Back menawarkan pengalaman menonton yang dan menghibur, menjadikannya film yang wajib ditonton bagi para pecinta genre coming of age.
5. Submarine (2010)

Submarine menggambarkan perjuangan seorang remaja bernama Oliver Tate dalam menjalani kehidupan pribadinya yang rumit di Wales. Film ini menonjol dengan penggambaran yang jujur tentang konflik dalam keluarga, pertemanan, dan cinta pada masa remaja. Cerita Oliver yang berusaha menyelamatkan pernikahan orang tuanya sambil menjalin hubungan dengan seorang gadis di sekolahnya memberikan lapisan emosional yang dalam, didukung oleh penggunaan visual yang artistik dan dialog yang tajam. Submarine sering dianggap sebagai permata tersembunyi dalam genre coming of age karena pendekatannya yang berbeda dan penyampaian yang kuat, menarik penonton untuk merenungkan dinamika kompleks dari masa transisi ke dewasa.
6. Boy (2010)

Boy mengisahkan kehidupan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun di Selandia Baru tahun 1980-an, yang bernama Boy. Ketika ayahnya yang baru keluar dari penjara kembali ke desa, Boy berharap dapat menjalin kembali hubungan dengan sosok ayah yang ia idolakan. Meskipun film ini meraih pengakuan di festival-festival film, namun jarang dikenal di kalangan umum. Keunikan Boy terletak pada penggambaran yang autentik tentang kehidupan di pedesaan Selandia Baru, memperlihatkan budaya lokal dengan warna-warna ceria dan kadang-kadang pahit. Dengan narasi yang kuat dan penuh dengan emosi, Boy memberikan pengalaman sinematik yang berkesan dan mendalam tentang kehilangan, harapan, dan hubungan keluarga.
7. Skate Kitchen (2018)

Skate Kitchen menghadirkan kisah menarik tentang seorang gadis remaja bernama Camille yang menemukan komunitas baru di dunia skateboard perempuan di New York City. Film ini menggambarkan perjalanan Camille dalam menemukan identitasnya sendiri melalui persahabatan yang terjalin erat dengan para skater perempuan. Dengan latar belakang subkultur yang jarang dieksplorasi dalam film-film mainstream, Skate Kitchen menghadirkan representasi yang kuat tentang persahabatan dan pengalaman hidup kaum perempuan dalam subkultur urban.
8. School Ties (1992)

School Ties mengisahkan tentang David Greene, seorang atlet sekolah menengah yang diterima di sekolah elit New England pada tahun 1950-an. Film ini menyoroti konflik sosial dan rasial yang dihadapi David ketika dia harus berhadapan dengan diskriminasi di lingkungan sekolah yang konservatif dan eksklusif. Diperankan oleh Brendan Fraser, film ini menggambarkan perjuangan David dalam menjaga identitasnya sendiri sambil berusaha untuk diterima oleh teman-temannya dan komunitasnya yang baru. Dengan nuansa yang mendalam tentang moralitas, identitas, dan penerimaan, School Ties tetap relevan dan menggugah pemikiran hingga hari ini.
9. Real Women Have Curves (2002)

Real Women Have Curves mengisahkan tentang Ana, seorang remaja Latina yang menghadapi situasi kontradiktif antara mimpinya berkuliah di luar kota dengan tekanan dari keluarganya untuk berkerja di pabrik. Dengan setting yang kaya akan budaya dan latar belakang sosial, film ini mengangkat tema-tema tentang perempuan, identitas budaya, serta pemberdayaan diri. Dari segi naratif dan karakter, Real Women Have Curves memberikan pandangan yang tajam dan penuh emosi tentang perjalanan seorang perempuan muda untuk menemukan suara dan tempatnya dalam dunia yang kadangkala tidak ramah terhadap keberagaman budaya.
10. House of Hummingbird (2018)

House of Hummingbird adalah sebuah karya yang menawan tentang kehidupan seorang remaja perempuan di Seoul pada tahun 1994, mencari makna di tengah tekanan keluarga dan budaya. Film ini menggambarkan perjalanan Eun-hee, yang melalui hubungannya dengan keluarga, teman-temannya, dan gurunya, mengeksplorasi kesepian, pertumbuhan, dan pencarian jati diri. Dikenal karena pendekatannya yang jujur dan halus terhadap karakter dan latar, House of Hummingbird tidak hanya memberikan gambaran masa remaja yang mendalam tetapi juga merangsang penonton untuk merenungkan tentang kompleksitas kehidupan, hubungan antarmanusia, dan pentingnya empati.
Film-film di atas menyajikan pandangan yang unik dan mendalam tentang perjalanan menuju kedewasaan. Dengan menonton film-film ini kita mendapatkan wawasan berharga tentang kompleksitas dan keindahan masa remaja. Setiap film mengajak penonton untuk merenungkan tantangan, kegembiraan, dan pertumbuhan yang dialami selama masa transisi ini, menciptakan pengalaman sinematik yang memikat dan menyenangkan.