11 Elemen Khas Minka di Rumah Keluarga Nara di Naruto, Nuansa Klasik!

Minka merujuk pada rumah tradisional Jepang. Kendati sudah memasuk era modern, namun arsitektur tradisional tetap memiliki daya tarik tersendiri.
Ini pula yang diadaptasikan ke dalam manga dan anime pada serial ninja, Naruto hingga Boruto. Misalnya saja hunian yang ditempati keluarga Nara secara turun-temurun.
Keluarga Nara menghuni minka yang sangat kental dengan arsitektur tradisional Jepang

Sebagaimana arsitektur tradisional Jepang yang terkait erat dengan alam, minka dibangun dengan dominasi material kayu. Kayu-kayu itu khas dengan tampilan alami sebagai bagian dari unsur estetika.
Selain itu, rumah keluarga Nara juga mempertahankan atap khas rumah tradisional Jepang.
Secara umum, atap rumah tradisional Jepang terdiri dari irimoya (hip and gable roof), yosemune (hipped roof), dan kirutsuma (open gable roof).
Nah, lebih spesifik, ini lho elemen-elemen dari minka tersebut!
1. Mushiko mado

Selain material kayu, minka juga identik dengan penggunaan pintu geser. Umumnya, pada pintu utama, minka dilengkapi dengan mushiko mado.
Mushiko mado merujuk pada pintu geser yang memiliki celah-celah kecil di antara struktur kayu pada pintu tersebut. Selain itu, celah-celah kecil tersebut dilapisi pula dengan kertas.
2. Genkan

Genkan merupakan transisi antara luar dan dalam rumah. Pasalnya, area yang dibangun dengan lantai lebih rendah dari lantai rumah ini tepat berada setelah pintu utama.
Pada area kecil ini, umumnya disediakan getabako (rak sepatu). Seseorang yang baru datang meletakkan alas kaki di rak lalu memakai alas kaki khusus penggunaan internal.
3. Tatami

Tatami adalah lantai khas pada minka yang dibuat dari anyaman jerami. Salah satu tujuan penggunaan material ini untuk antisipasi musim panas dan musim dingin.
Alhasil, minka akan tetap sejuk ketika musim panas dan tetap hangat saat musim dingin. Ini adalah strategi klasik yang bahkan masih kerap diterapkan di era modern.
4. Fusuma

Fusuma merujuk pada panel persegi panjang yang dapat dibuka-ditutup dengan cara didorong. Fusuma berfungsi sebagai pintu geser, dinding, ataupun pembatas ruangan.
Panel ini dilapisi kertas karakami yang telah dilukis. Umumnya, lukisan itu menyimbolkan nuansa alam termasuk hewan. Fusuma jenis ini dikenal sebagai karakami fusuma.
5. Shoji

Sekilas fusuma mirip dengan shoji, namun fusuma tak dapat ditembus cahaya. Kertas pelapis pada shoji merupakan kertas polos dan transparan.
Shoji dan fusuma berfungsi sama. Selain itu, seperti fusuma, shoji juga dipasang di antara rel kayu yakni rel bagian atas (kamoi) dan rel bagian bawah (shikii).
6. Washitsu

Pada minka, washitsu merujuk pada ruangan beralaskan tatami. Washitsu dapat digunakan sebagai ruang serba guna tergantung furnitur di dalamnya. Misalnya, ruangan ini dapat dijadikan sebagai ruang tamu, hingga ruang tidur jika diletakkan futon.
Alternatif lain, ruangan tersebut berubah jadi ruang makan jika ditempatkan meja beserta peralatan makan dan makanannya. Agaknya, di keluarga Nara, ruang makannya menggunakan meja makan versi modern.
7. Engawa

Selain koridor di dalam rumah, ada pula koridor yang berada di luar rumah yang disebut engawa. Koridor ini ditujukan sebagai pemisah bagian dalam dengan bagian luar rumah.
Usut punya usut, engawa merupakan salah satu elemen identik pada minka. Melalui engawa, penghuni dapat duduk santai sambil menikmati pekarangan hijau.
8. Jibukuro

Di dalam ruangan minka, ada lantai (dekat dinding) yang sedikit ditinggikan. Tokonama tersebut umumnya diletakkan dekorasi artistik seperti lukisan klasik, kaligrafi, bonsai, kreasi ikebana, ataupun pot keramik.
Alternatif lain, alih-alih lantai yang ditinggikan (tokonama), maka dibuatlah jibukuro. Ini merupakan kabinet memanjang dengan dua sampai empat pintu geser. Dekorasi ditempatkan di atas jibukuro tersebut.
9. Ennoshita

Ennoshita (under-floor space) merupakan area di bawah koridor atau lantai pada minka. Area ini berperan dalam fungsi ventilasi dan kelembaban.
Usut punya usut, terutama bagi pemilik yang memelihara hewan, area ini kerap dijadikan tempat favorit bagi kucing dan anjing untuk berlindung dari sinar matahari.
10. Kutsunugi-ishi

Sebagaimana minka yang didesain lekat dengan alam, pekarangan asri yang dilengkapi kolam merupakan pemandangan umum. Konsep ini juga berlaku di rumah keluarga Nara.
Jelang ke kolam itu, tepatnya di depan engawa, ada pula kutsunugi-ishi (stepping stone). Selain itu, bebatuan ini kadang juga ditempatkan pada pintu masuk utama.
11. Futon

Selain elemen rumah, ada pula implementasi furnitur tradisional yang masih dipertahankan oleh keluarga Nara. Misalnya saja penggunaan futon.
Matras tidur itu digelar di atas tatami maupun ranjang. Dalam satus set, futon terdiri atas shikibuton (alas tidur) dan kakebuton (selimut). Ada pula makura (bantal khas Jepang).
Agaknya, keluarga Nara memang menganut kebudayaan Jepang yang terbilang kental. Dari mendiang ayahnya, Shikaku, tradisi ini dilanjutkan Shikamaru kepada anaknya, Shikadai. Apakah kamu tertarik menginap di minka milik keluarga Nara?