Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Kebiasaan Orang yang Cepat Bangkit dari Kegagalan, Moving Forward!

ilustrasi melatih mental dan emosi (freepik.com/pvproductions)
Intinya sih...
  • Kegagalan adalah bahan belajar, bukan alasan berhenti
  • Orang yang cepat bangkit evaluasi kesalahan dan cari solusi
  • Mereka punya support system dan menjaga kesehatan mental

Gagal itu manusiawi, tapi yang bikin beda adalah cara bangkitnya. Ada orang yang langsung move on dan belajar dari kesalahan, tapi ada juga yang stuck berlarut-larut. Nah, rahasianya ternyata ada di kebiasaan sehari-hari.

Orang-orang yang cepat bangkit dari kegagalan gak cuma mengandalkan motivasi sesaat. Mereka punya pola pikir dan tindakan konkret yang bikin mereka lebih tangguh. Penasaran apa saja kebiasaan mereka? Yuk, simak!

1. Gak takut mencoba lagi

ilustrasi belajar (freepik.com/pressfoto)

Kegagalan pertama kerap bikin down, tapi orang yang cepat bangkit gak menjadikannya alasan untuk berhenti. Mereka paham bahwa setiap kesalahan adalah bahan belajar. Justru, semakin sering mencoba, semakin besar peluang sukses.

Mereka juga gak terjebak dalam pikiran "ah, nasib gak baik". Sebaliknya, mereka evaluasi apa yang salah dan cari solusinya. Mindset seperti ini bikin mereka gak gampang menyerah meski udah jatuh berkali-kali.

2. Fokus pada solusi, bukan masalah

ilustrasi fokus pada solusi (freepik.com/diana.grytsku)

Ketika gagal, orang yang cepat bangkit gak berlama-lama mengeluh. Mereka langsung cari cara untuk memperbaiki keadaan. Daripada nanya "kenapa ini terjadi?", mereka lebih suka bertanya "gimana cara memperbaikinya?"

Ini bikin mereka gak terjebak dalam lingkaran stres. Mereka juga lebih produktif karena energi dipakai untuk mencari jalan keluar, bukan meratapi kegagalan. Jadinya, progress tetap jalan meski sempat tersandung.

3. Punya support system yang kuat

ilustrasi keluarga (freepik.com/jcomp)

Gak ada orang sukses yang benar-benar sendirian. Mereka yang cepat bangkit biasanya punya circle yang mendukung, entah itu teman, mentor, atau keluarga. Saat down, mereka gak segan minta saran atau sekadar curhat.

Dengan punya support system, beban mental jadi lebih ringan. Mereka juga bisa dapat perspektif baru yang membantu melihat masalah dari sudut berbeda. Jadi, kegagalan gak terasa seperti akhir dunia.

4. Selalu ambil hikmah dari setiap kegagalan

ilustrasi produktif. (Pexels.com/Seniv Petro)

Buat mereka, kegagalan bukan cuma bikin sedih, tapi juga jadi bahan refleksi. Mereka selalu tanya, "Apa yang bisa dipelajari dari kejadian ini?" Dengan begitu, setiap kegagalan jadi stepping stone buat jadi lebih baik.

Mereka juga gak menyalahkan diri berlebihan. Alih-alih, mereka anggap kegagalan sebagai bagian dari proses. Jadinya, mereka lebih siap mental buat menghadapi tantangan berikutnya.

5. Rutin melatih mental dan emosi

ilustrasi melatih mental dan emosi (freepik.com/pvproductions)

Orang yang cepat bangkit biasanya punya kebiasaan menjaga kesehatan mental. Entah itu lewat meditasi, olahraga, atau journaling. Mereka sadar, fisik dan emosi yang stabil bikin mereka lebih kuat hadapi tekanan.

Mereka juga gak menunda-nunda healing. Kalau lagi down, mereka cari cara buat recharge energi secepat mungkin. Jadinya, mereka bisa kembali produktif tanpa terbebani masa lalu.

Gagal itu pasti, tapi bangkit itu pilihan. Orang yang cepat move on bukan berarti gak pernah sedih, tapi mereka punya kebiasaan yang bikin mereka lebih tangguh.

Dari lima poin di atas, mana yang udah sering dilakukan? Atau mungkin masih sering terjebak dalam fase menyalahkan diri? Ingat, setiap kegagalan adalah batu loncatan, bukan akhir perjalanan. Yang penting, keep moving forward! Semakin sering bangkit, semakin dekat dengan versi terbaik diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us