Wow! Mahasiswa PKM Unnes Mengolah Kulit Semangka Jadi Spray Anti Bakteri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Bila biasanya sehabis makan semangka kalian membuang kulitnya. Namun siapa sangka kalau kulit semangka pada bagian daging putihnya masih bisa dimanfaatkan, lho.
Pemanfaatan kulit semangka bisa dilakukan dengan bagus di kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes). Terdapat sejumlah mahasiswa dari kelompok program kreativitas mahasiswa kewirausahaan (PKM-K) yang mengolah kulit semangka untuk dijadikan bahan baku spray anti bakteri.
Baca Juga: Alasan Rektor Unnes Kukuhkan 10 Guru Besar Sekaligus, Ini Dia Daftarnya
1. Cocok untuk dipakai segala umur
Ketua Tim PKM-K Unnes, Mariha Zulfa Risana mengatakan spray anti bakteri dari kulit semangka dinamai Alluris Spray.
Untuk mengolah bahan tersebut, kulit semangka diambil bagian daging putihnya. Kemudian diproduksi hingga menjadi bahan baku cair.
"Produk ini sangat cocok untuk semua usia dan profesi, terutama yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak sempat untuk membersihkan diri," ujar Mariha, Rabu (27/9/2023).
2. Dapat pendanaan dari Dikti
Adapun tim PKM-K Unnes dipimpin Mariha Zulfa Risana (FMIPA) serta beranggotakan Hanina Humaira (FEB), Gina Mulyani (FMIPA), dan Deby Maghfira Prameswari (FMIPA).
Dari keterangan pihak Unnes, mereka berhasil meraih pendanaan sebesar Rp9.000.000,00 dari Kemenristekdikti. Mereka dibimbing oleh seorang dosen bernama Dr. Harjono, S.Pd., M.Si.
Editor’s picks
3. Cara pakai spray anti bakteri
Ia menyampaikan sabun spray anti bakteri diproduksi untuk memberikan pengalaman relaksasi tubuh tanpa perlu dibilas. Cara pakainya tetap sama dengan hand sanitizer pada umumnya.
Pengguna cukup menyemprotkan cairan spray anti bakteri ke telapak tangan atau bagian tubuh lainnya lalu mengusapnya tanpa dibilas.
Hanya dengan harga kisaran Rp20 ribu sampai Rp35 ribu, katanya masyarakat bisa membeli spray anti bakteri yang berisi 60 mililiter atau mililiter.
Masyarakat juga sudah mendapat pilihan varian. Mulai varian original, bubble gum, dan black opium.
4. Optimis balik modal
Walau harganya murah meriah, tetapi ia yakin produk yang ia jual akan cepat balik modal. Bahkan tak menutup kemungkinan akan menghasilkan keuntungan yang signifikan.
"Saat ini mereka juga sedang melakukan tahapan produksi, pemasaran, penjualan dan evaluasi," paparnya.
Dirinya juga berharap spray anti bakteri sebagai produk inovasinya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat. Khususnyabmengatasi masalah lingkungan terkait limbah cair domestik, dan organik. Sekaligus meningkatkan keterampilan berwirausaha.
Selain itu, spray anti bakteri tidak hanya meraih kesuksesan hingga Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), tetapi juga berlanjut menjadi brand yang dikenal publik.
Baca Juga: Prodi Bahasa Jawa di Unnes Tak Terkalahkan dengan Kecanggihan AI