Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Serapan Loker di Jateng Sekitar 70 Persen, Gen Z Pilih Kerja Bebas

ilustrasi Gen-Z dengan pekerjaan sampingan (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
Intinya sih...
  • Gen Z lebih tertarik pada pekerjaan di sektor UMKM, konten medsos, dan wirausaha daripada kerja formal di kantor.
  • Jumlah informasi lowongan kerja meningkat, tetapi antusiasme masyarakat dalam mengaksesnya masih kurang maksimal.
  • Gen Z cenderung cepat bosan dan kurang ulet menekuni pekerjaan formal, menyebabkan perusahaan kesulitan menahan karyawan baru.

Semarang, IDN Times - Sejumlah pelamar kerja dari kalangan Gen Z tidak menyukai pola kerja formal di kantor-kantor perusahaan, dinas pemerintah maupun pabrik. Berdasarkan pendataan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah dan BPS diketahui sebagian besar Gen Z lebih tertarik mencari lowongan kerja di sejumlah sektor UMKM. 


Bahkan, ketika proses wawancara kerja dilakukan pada acara job fair, tak sedikit pelamar dari Gen Z yang mengaku tertarik mengerjakan konten medsos, belajar berwirausaha dan punya kerjaan sampingan sebagai Youtuber. 


"Mereka justru suka ke bidang-bidang pekerjaan yang tidak mengikat atau sering disebut kerja bebas. Seperti minatnya jadi Youtuber, wirausaha dan kerja di bidang UMKM. Makanya dari data capaian serapan info job fair per Maret kemarin, kami menemukan terbanyak justru pada penempatan sektor informal yang emang cukup tinggi," kata Ardi Nugroho, Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Disnakertrans Jawa Tengah ketika berbincang dengan IDN Times, Sabtu (3/5/2025). 

 

 

Info loker yang diberikan Disnakertrans terus meningkat

Ilustrasi gen Z di tempat kerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Tercatat jumlah informasi loker pada tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Yaitu tahun 2022 silam tersedia informasi loker sebanyak 322 ribu lebih, tahun 2023 sebanyak 323 ribu lebih dan tahun 2024 kemarin ada sebanyak 323 ribu informasi loker.


Sedangkan sejak Januari-Maret 2025, total pelamar kerja wilayah Jateng ada sebanyak 32.014 orang. Dengan jumlah lowongan kerja sebanyak 54.981. Adapun jumlah lowongan kerja dengan penempatan kerja dalam negeri sebanyak 26.976 loker atau 84,26 persen. Dan sisanya 14,361 loker penempatan luar negeri. 


"Itu tersebar di 30 kabupaten kota. Soalnya ada beberapa daerah belum laporkan informasi loker karena tidak punya kawasan industri. Nah untuk peluang kerja yang sering tersedia ya di Kawasan Industri Kendal, Kawasan Industri Batang, Kawasan Industri Semarang, Kawasan Industri Jepara," paparnya. 

Antusiasme masyarakat berburu job fair gak maksimal

ilustrasi orang bekerja (unsplash.com/Helena Lopes)

Namun adanya ribuan informasi loker yang disediakan Disnakertrans tersebut nyatanya tidak sebanding dengan animo masyarakat. Ardi menyebut meski serapan tenaga kerja pada setiap ajang job fair berkisar 70 persen, akan tetapi antusiasme masyarakat dalam mengakses informasi lowongan kerja tergolong kurang maksimal. 


"Antusiasme masyarakat (berburu pekerjaan di job fair) belum optimal. Khususnya ketika pabrik-pabrik garmen, tekstil, tas, alas kaki kalau saat buka loker kuotanya bisa 100 orang. Tapi yang terdaftar hanya 50 pelamar. Nah, karena itulah setiap ajang job fair yang kami adakan, pelamar kerja yang tersetap ke perusahaan biasanya hanya sepertiga sampai seperempat dari total loker yang tersedia. Jumlah sepertiga pelamar yang terserap itu sudah bagus banget," akunya. 


Lebih lanjut, ia beralasan kurangnya minat masyarakat dalam berburu pekerjaan di acara job fair karena informasi loker kini sangat banyak tersedia pada semua platform. Mulai kampus, perusahaan swasta, fakultas sampai medsos juga menyebarluaskan informasi loker yang dapat diakses dengan mudah. 


Sebagai contoh Selasa atau Rabu pekan depan Pemkot Semarang akan mengadakan job fair untuk memperluas lapangan kerja, Fakultas Hukum Undip juga turut mengadakan job fair khusus lowongan sarjana hukum pada pertengahan Mei.


"Layanan job portal kan sekarang semakin banyak. Info loker dari pihak swasta juga ada. Job fair di kampus-kampus ada. Artinya fasilitas untuk sumber lowongan kerja itu distribusinya banyak sekali. Kalau zaman dulu kan sangat terbatas. Jadi zamannya memang udah berubah, minat generasi pencari kerjanya juga berubah total, maka infonya bisa nyari kemana-mana," terangnya. 

Pemilik pabrik keluhkan pola kerja Gen Z

ilustrasi rekan kerja (freepik.com/EyeEm)

Sedangkan, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi juga mengutarakan bahwa di zaman yang serba cepat seperti sekarang telah membentuk mentalitas Gen Z yang berbeda jauh dengan mentalitas generasi Millennial maupun Baby Boomer. 


Frans bilang Gen Z tidak memiliki daya juang yang tinggi ketika melamar kerja maupun saat bekerja di pabrik-pabrik. Para pekerja kalangan Gen Z cenderung cepat bosan dan kurang ulet menekuni pekerjaannya. 


Gaya kerja para Gen Z juga dikeluhkan para pemilik pabrik karena tak sedikit yang tidak betah bekerja berlama-lama karena cepat bosan mengerjakan suatu bidang pekerjaan. 


"Jujur memang ada kawan-kawan pemilik pabrik yang mengeluhkan gaya kerja anak-anak zaman sekarang, Mas. Anak sekarang kalau kerja dua bulan sudah bosan, pilih resign. Jadi mentalitas mereka sangat berbeda dengan era kita dulu. Kami merasa gaya hidup anak-anak sekarang yang sering nongkrong ke kafe-kafe, kehidupannya serba mudah, mungkin ini yang bikin mereka susah bekerja di sektor formal," bebernya. 

Gen Z harus menempa mental dan daya juangnya

Sejumlah pekerja pabrik rokok menghitung uang Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Kendati demikian, pihaknya menyarankan kepada para pekerja dari Gen Z agar menempa mental, daya juang mereka supaya siap menghadapi beban kerja di sektor industri. Dirinya pun tak menyalahkan perusahaan yang memilih menahan ijazah karyawannya dengan maksud agar tidak cepat keluar resign. 


"Ya kalau dikit-dikit bosan terus resign, keluar dari pekerjaannya mana bisa kita menjaga kondusifitas karyawan," keluhnya. 

Pemprov Jateng rangkul 10 perusahaan China untuk buka loker

Lebaran Fair di JIEXPO Kemayoran. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Terpisah, Pemprov Jateng menggelar Education and Job Fair  di Hall Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kota Semarang, Senin 14 April 2025 yang menawarkan peluang pekerjaan pada 10 perusahaan asal China dan peluang pendidikan di 39 universitas. 


Kegiatan pameran pendidikan dan bursa kerja diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah, Belt and Road Chinese Center (BRCC). BRCC merupakan organisasi khusus yang berfokus untuk penyebaran dan pertukaran bahasa dan budaya antara China dan Indonesia.


Beberapa perguruan tinggi asal China di antaranya Guilin University of Electronic Technology, Heilongjiang University, Kunming Medical University.  Kemudian, Shandong University of Technology, Herbin Engineering University, Baihan University, Henan University of Technology, China University of Petroleum Beijng dan Hangzhou Dianzi University.


Sementara 10 perusahaan yang mengikuti Job Fair, di antaranya PT Goda Technology Group yang bergerak di bidang electric vehicle di Semarang, industri garmen Korrun Group yakni PT Jin Lin Luggage Indonesia, PT Formosa Bag Indonesia, dan Jiale Indonesia Textile Jepara.


Selanjutnya PT Atlas Belajar Bahasa Tangerang (Education Technology ), PT Hebat Bersama Kami Semarang (Artificial Intelligence), PT Layong Seng Fong Jombang (Wood Panel), Yayasan Boemi dan Kita Lampung dan Semarang (Waste Management), PT BYD Motir Indonesia - Subang (Electric Vehicle), PT Elaborium Elevasi Indonesia Bogor (Research and Training), PT Kerja Handal Nusantara Malaysia, Pontianak dan Jakarta ( F&B Head Hunter) dan Xinya College Tarumanegara Jakarta. 


Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, agenda itu selaras dengan maksud dan hasil pertemuannya bersama Duta Besar China Wang Lutong, yang berkunjung ke Jateng beberapa waktu lalu.


"Momen kegiatan ini harus banyak dilakukan. Ini akan membuka akses peluang pendidikan yang lebih bersaing, kesempatan kerja, sehingga bisa membangun Jateng bersama-sama," kata dia.

LPP Maarif NU tawarkan beasiswa ke China

ilustrasi lingkungan kerja minim apresiasi (pexels.com/cottonbro studio)

Sejauh ini, hubungan antara pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pemerintah China sangat baik. Hubungannya tidak hanya dalam kerja sama pendidikan, tapi juga kerja sama ekonomi.  


"Bank China akan buka di tempat kita. Akhirnya, ini adalah bentuk investasi yang akan kita lakukan," jelasnya. 


Ketua LP Maarif NU Jateng, Fakhrudin Karmani mengatakan, agenda pameran tersebut bisa menarik 3.000 an peserta didik dari berbagai kabupaten/kota.


"Di sini dibuka informasi akses beasiswa untuk kampus-kampus ternama di China," katanya.


Ketua PWNU Jateng, Abdul Ghaffar Rozin menambahkan, antusiasime pelajar cukup besar pada kegiatan itu. Mereka juga menyimak presentasi yang disampaikan oleh universitas terkait.


"Mereka mengakses  pendidikan global yang lebih maju. Ini membuka pintu untuk anak-anak kita di Jawa Tengah. Ini sumbangsih NU," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us