Pengucapan Salam Semua Agama, Muhammadiyah Khawatir Budaya Sinkretis
MUI didorong bikin juklak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah menyatakan dukungannya terhadap langkah MUI Jatim yang mengimbau kepala daerah tak mengucapkan salam semua agama yang selama ini jadi tradisi di lingkungan kantor pemerintahan.
Ormas terbesar kedua di Indonesia tersebut mengusulkan agar tradisi itu dihentikan dan diubah total.
Baca Juga: Polemik Salam Lintas Agama, Salam Pancasila Bisa Jadi Jalan Tengah
1. Salam untuk semua agama dianggap menimbulkan hal-hal sensitif bagi masyarakat
Menurut Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jateng, Tafsir, pengucapan salam semua agama justru menimbulkan hal-hal yang sensitif di tengah masyarakat. Sebab, ia menilai yang diucapkan selama ini sudah diluar akidah agama.
Tafsir bilang yang diucapkan para pejabat selama ini menjurus pada pengucapan teks agama.
"Secara hukum itu sulit ditentukan kebenarannya. Tapi makna yang diucapkan karena sudah menjurus pada teks agama, maka itu jadi sangat sensitif. Misal om swastiastu, namo budaya atau salam rahayu. Ada yang menganggapnya itu bagian dari ritual ibadah agama lain," katanya kepada IDN Times, Rabu (13/11).
Baca Juga: Pimpinan Muhammadiyah Jatim Beda Pendapat Perihal Salam Lintas Agama
Baca Juga: Mantan Ketua PC NU Ini Tak Sepakat Imbauan Salam MUI