TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gadaikan Motor, Caleg PSI Lolos Jadi Anggota DPRD Solo

Pernah menjadi Satpam dan tukang cuci rumah sakit

Dok.IDN TImes

Berdasarkan penghitungan suara sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Solidaritas Indonesia (PSI) gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Namun, salah satu calegnya di Solo, Antonius Yoga Prabowo, hampir pasti menjadi anggota DPRD dengan perolehan 4 persen atau sekitar 3 ribu suara di Dapil V Solo yang meliputi wilayah Kecamatan Jebres.

Perjalanan Yoga untuk menjadi anggota dewan tidak mudah dan seru. Yoga bahkan sampai menggadaikan sepeda motor kesayangannya untuk membiayai pencalegannya.

Baca Juga: Tidak Setuju Poligami Dilarang, Caleg PSI Bone Mundur dari Pencalonan

1. Gadaikan motor kesayangan Rp 5 juta untuk biaya kampanye

Dok.IDN TImes

Yoga bukan berasal dari keluarga berada seperti caleg pada umumnya. Agar  bisa melakukan kampanye untuk pencalegannya, dia terpaksa menggadaikan sepeda motornya sebesar Rp 5 juta. Sampai sekarang, motor trail kesayangannya itu belum bisa ditebus.

Modal yang mepet memaksa Yoga harus memutar otak untuk melakukan kampanye yang efektif dan efisien. Salah satunya adalah dengan mendekati komunitas anak-anak muda di Jebres yang hobi main mobile legend, gim, dan bulu tangkis.

“Sebelumnya tidak ada caleg yang mendekati mereka. Saya mencoba meyakinkan bahwa PSI dan Jokowi akan mendukung hobi mereka. Modal saya hanya meyakinkan calon pemilih. Saya tidak pernah memberi uang  sepeser pun kepada mereka,” ujar Yoga kepada IDN Times, Kamis (2/5).

2. Keahlian di bidang hiroponik yang sangat membantu

Dok.IDN TImes

Hidroponik merupakan salah satu keahlian Yoga. Tidak disangka, keahlian itu ternyata sangat membantunya mendapat banyak pemilih. Pria berusia 41 tahun  ini sekitar setahun memberikan pelatihan tentang cara menanam sayuran dalam pot kepada kelompok PKK di Jebres. 

"Saya melakukan pendampingan mulai dari memilih bibit, menanam, sampai cara memanennya. Itu saya lakukan jauh sebelum pencalegan. Kalau tidak terpilih, setidaknya saya sudah menularkan ilmu. Jadi saya ikhlas saja,” kata Yoga.

Rupanya ibu-ibu PKK merasa puas dengan hasil pelatihan yang diberikan Yoga. Apalagi mereka berhasil panen sayuran hidroponik sesuai yang diharapkan. Saat tahu Yoga menjadi caleg, mereka pun sangat antusias memberikan dukungan.

3. Tim relawan membantu alat peraga kampanye gratis

Dok.IDN TImes

Yoga mengaku tidak memasang baliho satu pun saat kampanye karena tidak mempunyai uang. Dari uang hasil menggadaikan sepeda motor, dia hanya mampu membuat flyer atau pamlet dan beberapa spanduk. Sisanya habis suntuk biaya transport menemui para calon pemilih. Kawan-kawannya membantu menyebarkan pamlet tanpa meminta bayaran.

Dia juga menjadikan rumahnya sebagai posko pemenangan karena tidak ada tempat lain. Teras rumahnya disulap menjadi warung wedangan untuk tim pemenangan. Serunya, makanan dan minuman merupakan sumbangan dari warga sekitar dan para pendukungnya.

“Semuanya gratis. Tim relawan saya malah suka bawa kopi dan gula sendiri ke sini karena tahu calegnya gak punya uang,” kata Yoga.

4. Menghabiskan Rp 12 juta untuk biaya kampaye

Dok.IDN TImes

Tidak seperti caleg lain, Yoga tidak banyak mengeluarkan biaya untuk kampanye. Sampai selesai masa kampanye, dia hanya menghabiskan sekitar Rp 12 juta. Karena kehabisan uang, Yoga tidak memasang saksi di TPS-TPS karena tidak mampu membayarnya.

Uang Rp 12 juta itu diperoleh dari tabungannya selama bekerja ditambah uang hasil menggadaikan sepeda motor sebesar Rp 5 juta. Namun, dengan modal seminim itu Yoga berhasil memperoleh banyak suara Dapil Jebres.

“Semoga semuanya lancar. Niat saya menjadi anggota dewan itu untuk mengabdi, bukan untuk mencari penghasilan,” ujarnya.

Baca Juga: 5 Fakta Yurgen Alifia Sutarno, Pulang dari Oxford Pilih Jadi Caleg PSI

Berita Terkini Lainnya