TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Cara Tekan Angka Stunting di Semarang, Anak Dapat Tambahan Makan 

Targetkan angka stunting turun jadi 14 persen di 2024

Ilustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang terus berupaya menekan tingginya angka stunting atau gizi buruk di masyarakat. Hingga kini dari hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kota Semarang mencapai 21,3 persen.

Baca Juga: Libur Sekolah, 100 Anak Kurang Mampu di Semarang Pilih Ikut Khitan Massal

1. Luncurkan program Si Bening

Ilustrasi anak. (Stunting.brecorder.com)

Dari catatan yang ada, terdapat dua versi terkait angka stunting di Kota Semarang. Versi pertama yaitu menurut operasi timbang, angka stunting di Kota Semarang adalah 3,10 persen atau 1.367 dari 44.058 anak. Versi kedua adalah menurut hasil survei SSGI yaitu 21,3 persen atau 65 dari 306 anak. 

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menargetkan angka tersebut dapat turun menjadi 14 persen di tahun 2024, sesuai dengan target nasional. 

‘’Dengan demikian, untuk menurunkan angka stunting di Kota Semarang, kami meluncurkan program Semua Ikut Bergerak Bersama menangani stunting (Si Bening). Konsep Si Bening ini pada dasarnya adalah gotong royong. Sama seperti saat kita peluncuran Sicentik yang pada dasarnya penerapan bergerak bersama dalam pemberantasan DBD. Alhamdulillah angka DBD di Kota Semarang terbukti bisa ditekan,’’ ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu (13/7/2022). 

2. Berikan makanan tambahan ke penderita stunting

Ilustrasi kegiatan posyandu. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Pada program Si Bening, Pemkot Semarang berusaha serius mengatasi masalah stunting. Sebelumnya, Pemkot Semarang juga telah membentuk Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di 16 kecamatan yang merupakan program penanganan stunting berupa pemberian makanan tambahan. Kemudian, juga menempatkan petugas surveilans kesehatan (Gasurkes) di setiap kelurahan, dan pemantauan ibu hamil. 

‘’Berbeda dengan Dashat yang menggunakan anggaran dari pemerintah, Si Bening lebih bersifat swadaya melibatkan masyarakat. Jika dalam pelaksanaan Si Bening masih kurang mencapai target, maka akan kita lakukan inovasi lainnya sesuai situasi dan kondisi,’’ tutur pria yang akrab disapa Hendi itu.

Sementara itu, Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi berharap bantuan yang telah diberikan Pemkot Semarang bisa diteruskan oleh stakeholder yang lain dalam rangka bersama-sama mengatasi persoalan stunting di Kota Semarang.

Baca Juga: Mal Jadi Panggung Unjuk Bakat Anak Difabel Rungu Semarang saat Liburan

Berita Terkini Lainnya