TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Janji Insentif, Dokter dan Perawat di Semarang Belum Terima

Sudah bertugas sejak Februari 2020 sampai sekarang

Ilustrasi para perawat pasien COVID-19 sedang bertugas di RS Dr Kariadi Semarang. Dok. IDN Times

Semarang, IDN Times - Para tenaga medis yang bertugas dalam penanganan COVID-19 di Kota Semarang hingga sekarang belum menerima insentif yang dijanjikan oleh pemerintah pusat. Padahal mereka sudah melaksanakan tugas sebagai garda terdepan lebih dari dua bulan, termasuk berkorban jauh dari keluarga.

Baca Juga: Tenaga Medis ini Ucapan Selamat Idulfitri Lebaran, Netizen Terharu

1. Belum dapat insentif sejak bertugas pada akhir Februari 2020

Tenaga medis ucapkan selamat ulang tahun untuk istrinya. Facebook.com/Trian

Kondisi itu dialami IIP, tenaga medis yang bekerja sebagai perawat pasien virus corona di rumah sakit rujukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Tepatnya di RSUP Dr Kariadi Semarang. IDN Times memberikan inisial kepada perawat tersebut, atas permintaan yang bersangkutan.

IIP sudah bertugas sejak akhir Februari hingga April 2020, dan mendapat tugas lagi pada 24 Mei sampai 23 Juni 2020 mendatang untuk merawat pasien positif virus corona.

Namun, sampai sekarang janji pemberian insentif dari pemerintah yang disampaikan Presiden Joko Widodo melalui YouTube Sekretariat Negara pada Senin (23/3) tak kunjung ada kabarnya.

2. Belum ada kabar tentang kapan insentif akan diterima

Dua orang paramedis saling membantu dalam mengenakan pakaian dan alat pelindung diri (APD) sebelum bertugas menangani pasien COVID-19 di Ciputra Hospital, Jakarta, Kamis (30/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Saat dihubungi secara khusus melalui sambungan telepon oleh IDN Times, Kamis (28/5), ia menuturkan jika insentif yang akan diberikan pemerintah belum ada kelanjutannya sampai sekarang.

‘’Kami belum tahu dan belum menerima surat apa-apa terkait insentif itu,’’ ungkap IIP. 

Meski insentif dari pemerintah pusat belum turun, untuk insentif dari pihak RSUP Dr Kariadi Semarang sudah diterima tiap bulannya.

‘’Kalau insentif dari rumah sakit, Alhamdulillah setiap bulan dapat. Bahkan, bagi tenaga medis yang ditugaskan menangani pasien COVID-19 dapat tambahan insentif,’’ tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, fasilitas selama bertugas juga tidak pernah kekurangan seperti setiap sif selalu mendapat makan dan snack. Lalu tidak lupa juga diberikan susu dan vitamin. 

3. Rela berkorban jauh dari keluarga selama menjalan tugas sebagai garda terdepan COVID-19

Novrianti Gandini, salah satu perawat di RSPP Jakarta (Dok.pribadi)

Atas kondisi tersebut, IIP merasa bersyukur meski kini tinggal berjauhan dengan buah hatinya. Sebab, dalam kondisi pandemik virus corona masih mendapat berkah, disaat yang lain kehilangan pekerjaan atau kena PHK, serta omset usaha menurun. 

"Berapapun nilai insentif dari rumah sakit, pokoknya Alhamdulillah. Namun, saya dan teman-teman berharap insentif dari pemerintah pusat bisa segera turun," katanya. 

Para tenaga medis diketahui sejauh ini sudah banyak berkorban dalam menangani virus corona. Mereka adalah garda terdepan yang merawat pasien COVID-19 selama di rumah sakit. 

Tidak hanya menjalankan tugas profesi, mereka juga rela jauh dan bahkan tidak merayakan Lebaran bersama keluarga. 

"Rasanya sedih cuma bisa video call dengan anak-anak, sungkem lewat Whatsapp dengan orang tua. Sedih banget pengen pulang tapi masih situasi pandemik kayak gini," ujarnya. 

Baca Juga: Arti Hari Perawat Internasional Bagi Perawat Indonesia saat Pandemik

Berita Terkini Lainnya