TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Moeda Kerdja Bekerja Sama Meluruskan Jalan Koperasi 

Ajak generasi muda menciptakan usaha

Dok. Kooperasi Moeda Kerdja

Semarang, IDN Times - Badan usaha seperti Koperasi sekarang ini perkembangannya mengalami pasang surut. Kondisinya pun beragam, bahkan ada yang hidup segan mati tak mau. 

Koperasi yang didirikan Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta pada abad ke-20 inipun semakin tak diingat oleh generasi muda zaman sekarang. Padahal, Bung Hatta begitu panggilan akrab Bapak Koperasi Indonesia mengatakan bahwa badan usaha ini dapat mendidik toleransi dan tanggung jawab bersama sekaligus memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa.

Baca Juga: Peran IDN Times Bagi Milenial di Tengah Gelombang Pandemik dan Hoaks

1. Sekelompok mahasiswa mendirikan Kooperasi Moeda Kerja

Dok. Kooperasi Moeda Kerdja

Meski kondisi demikian, hal itu tidak berlaku bagi sekelompok pemuda pegiat literasi Kalam Kopi. Bermula komunitas literasi yang mempunyai misi membawa perubahan pada generasi saat ini dan ke depan, sebanyak 15 pemuda mendirikan Kooperasi Moeda Kerdja. 

Kooperasi Moeda Kerja ini berdiri tahun 2018. Selain keresahan ingin membawa perubahan, badan usaha ini didirikan untuk mewadahi para lulusan perguruan tinggi yang ingin menciptakan usaha sendiri. 

Lini bisnis dari badan usaha ini jauh dari koperasi pada umumnya seperti simpan pinjam. Namun, kawanan pemuda ini memiliki lini usaha di antaranya jasa fotografi dan desain grafis, jasa sablon dan produk kaos, penjualan makanan ringan, dan penjualan buku. 

2. Moeda Kerdja terapkan prinsip pendiri Koperasi Indonesia Bung Hatta

Dok. Kooperasi Moeda Kerdja

Seperti khitah koperasi, Kooperasi Moeda Kerdja ini selalu membawa prinsip dari Bung Hatta sang pendiri, yaitu menerapkan azas kekeluargaan, kerja sama antar anggota, dan menimbulkan tanggung jawab bersama. Sehingga, tidak ada istilah majikan dan tidak ada buruh.

Saiful Anwar adalah salah satu dari anggota koperasi tersebut. Lulusan Sarjana Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang ini turut merintis Kooperasi Moeda Kerja. Dia mengatakan, Moeda Kerdja didirikan oleh kelompok anak muda di Semarang demi mewujudkan cita-cita menciptakan lingkungan ekonomi yang tidak kapitalistik.

‘’Dari Kalam Kopi yang kami buat saat kuliah di semester tiga, pada semester akhir kami berpikir nanti kalau sudah lulus mau apa ya. Akhirnya membuat usaha sendiri dengan mendirikan Kooperasi Moeda Kerdja,’’ tutur lelaki berusia 24 tahun ini saat dihubungi IDN Times. 

3. Lini usaha yang dijalani mulai jasa fotografi hingga jualan kaos

Dok. Kooperasi Moeda Kerdja

Hingga kini Kooperasi Moeda Kerdja masih terus bereksperimen untuk menemukan satu model usaha yang bisa memenuhi kebutuhan semua anggota. Sebab, para anggotanya pun tinggalnya berpindah-pindah. Kendati demikian, usaha terus berjalan meski di masa pandemik.

‘’Untuk jasa sablon dan pembuatan kaos masih jalan sampai sekarang. Namun, untuk jasa fotografi terkendala COVID-19 ini. Namun, paling tidak usaha masih bergerak ’’ ungkapnya.

Koperasi yang kini beranggotakan 35 orang itu berusaha untuk menerapkan satu model ekonomi yang lebih adil. Artinya, ketika semua orang dalam satu kelompok itu ikut bekerja, maka hasil yang diperoleh pun akan dibagi secara rata tanpa memandang jabatan dalam badan usaha itu. 

Baca Juga: UMKM dan Koperasi Dapat Restrukturisasi Kredit Rp441 T, Ini Rinciannya

Berita Terkini Lainnya