TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sudah 13 Dokter Meninggal, 29 Masih Dirawat Terpapar COVID-19 di Solo

Mayoritas dokter berusia diatas 50 tahun

Ilustrasi kasus COVID-19 (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Surakarta, IDN Times - Selama pandemik, sudah ada 13 dokter yang bertugas di Kota Surakarta meninggal akibat COVID-19. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Solo mencatat tenaga medis yang meninggal tersebut mayoritas berusia 50 tahun keatas.

Baca Juga: Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Positif COVID-19

1. Masih ada 29 dokter yang terpapar COVID-19 di Solo

Ilustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Ketua IDI Solo, Adji Suwandono menyebut dokter yang meninggal diantaranya berasal dari radiologi, jiwa, saraf, obgyn, anestesi, dan umum. Namun yang paling banyak dari dokter umum, yaitu sebanyak tujuh orang.

‘’Dokter yang meninggal dunia tersebut rata-rata berusia di atas 50 tahun. Sedangkan, saat ini masih ada sebanyak 20 dokter yang menjalani isolasi mandiri dan sembilan dokter lain sedang dirawat di rumah sakit,’’ ungkapnya melansir Antara, Selasa (20/7/2021).

2. Rumah sakit kesulitan cari ganti dokter spesialis yang meninggal dunia

Ilustrasi anak mengenakan masker (ANTARA FOTO/Fauzan)

Kondisi itu tidak mudah lantaran dokter spesialis yang meninggal dunia tidak serta merta bisa digantikan oleh dokter lain. Kemudian, jika harus digantikan dokter relawan, hal itu harus dibahas ditingkat pusat untuk memastikan profil dari dokter pengganti tersebut.

"Relawannya yang seperti apa, apakah koas yang hampir selesai ataukah yang sudah dokter tetapi ranahnya residen atau calon spesialis. Ini memang baru kami diskusikan bersama, misalnya ada spesialis internis atau penyakit dalam, yang menggantikan idealnya ya spesialis dalam lain," jelasnya.

Senada, Direktur Utama Rumah Sakit Bung Karno (RSBK) Surakarta Wahyu Indianto mengatakan, RSBK menjadi salah satu rumah sakit yang ketat dalam menerapkan prosedur pengamanan untuk para dokter. Termasuk salah satunya melarang orang luar untuk bebas keluar masuk rumah sakit.

"Khususnya di ruang isolasi, tidak ada orang yang bisa masuk maupun keluar. Petugas pun demikian, harus mengikuti prosedur. Ini termasuk di IGD (Instalasi Gawat Darurat) maupun poli namun masih juga kami kecolongan (adanya orang yang bebas keluar masuk)," tuturnya.

Baca Juga: COVID-19 Varian Delta Muncul di 8 Daerah Jateng, Kudus dan Solo Tinggi

Berita Terkini Lainnya