TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ledakan Dahsyat Petasan di Kebumen, Kondisi Korban Sampai Tak Dikenali

Tiga orang tewas

Ilustrasi petasan. IDN Times/Ahmad Mustaqim

Kebumen, IDN Times - Duka menyelimuti keluarga Untung (55), warga Desa Ngabean Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Sehari sebelum perayaan Idul Fitri, ia kehilangan putranya dalam tragedi ledakan petasan yang tengah dirakit di teras rumahnya.

Untung kehilangan anak keduanya yang bernama Muhammad Taufiq (27). Selain Taufiq, korban meninggal lainnya yaitu Rizky (19) dan Sugiyanto (23).

Sedangkan korban yang mengalami luka-luka yakni Bambang priyono (29), Rio Dwi Pangestu (22), Alib (24), Irwan (25) dan Ratna.

Baca Juga: 10 Wisata di Kebumen yang Angker, Muncul Penampakan Tentara Belanda

1. Ledakkan terjadi jelang waktu buka puasa

Dampak ledakan dari bahan yang diduga pembuat petasan. IST

Taufiq dan dua temannya meninggal dunia akibat ledakan yang terjadi menjelang waktu berbuka puasa sekitar pukul 17.30 WIB, Rabu (12/5/2021).

"Saat kejadian, saya tidak di rumah. Saya berada di belakang rumah," ujar Untung.

Meski tak langsung menyaksikan ledakan itu, namun Untung mendengar dahsyatnya ledakan petasan maut tersebut. Untung mengatakan, suara ledakan petasan itu menggelegar memekakan telinga.

2. Korban sudah pernah diperingatkan untuk tak membuat petasan

IDN Times/Ahmad Mustaqim

Usai mendengar ledakan yang mengejutkan itu, ia menuju ke sumber suara. Ia menyaksikan pemandangan mengerikan di teras rumahnya pasca suara ledakan tersebut.

"Sudah pada tergeletak. Tidak bergerak. Darah di mana-mana. Sampai saya tidak bisa mengenali wajah anak saya," katanya.

Beberapa hari sebelumnya, ia sempat menegur anaknya untuk tidak membuat petasan, karena lingkungan sekitar tidak semuanya suka dengan suara petasan.

3. Ingin meriahkan lebaran malah menjadi duka

Ilustrasi kecelakaan (IDN Times/Mardya Shakti)

Untung tidak pernah tahu, anaknya mendapatkan serbuk petasan dari mana. Sepengetahuannya, Muhammad Taufiq sehari-hari merantau di luar kota.

Menjelang Lebaran, ia ingin merayakan dengan meriahnya petasan. Maka ia bersama saudaranya serta tetangganya membuat sendiri selongsong petasan dari kertas bekas hanya berdasarkan pengalamannya.

Namun kemeriahan yang sebelumnya direncanakan berubah menjadi petaka. Ia bersama dengan tujuh pemuda lainnya menjadi korban ledakan petasan.

Baca Juga: 8 Fakta Soal Sejarah Petasan yang Wajib Kamu Tahu

Berita Terkini Lainnya