TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

SMP di Pekalongan Berikan Beasiswa Anak yang Terdampak Banjir Rob

Sekolah gratis ini juga untuk yang terdampak virus corona

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Pekalongan, IDN Times - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Takhassus Al-Khoirot Simbang Kulon, Buaran, di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah menyediakan beasiswa bagi para pelajar yang terdampak banjir rob air pasang laut dan pandemik virus corona (COVID-19) di wilayah Pekalongan dan sekitarnya.

Baca Juga: Banjir Rob Terjang Tegal dan Pekalongan, 13 Desa Tergenang

1. Pendaftaran bisa dilakukan secara online dan offline

nu.or.id

Beasiswa tersebut diberikan secara khusus selama tiga tahun, bagi pelajar yang rumahnya terkena rob akibat air laut pasang sejak sepekan terakhir maupun pandemik COVID-19. 

"Kebijakan tersebut diberikan karena kami merasa prihatin atas musibah yang dialami warga. Khususnya di kawasan Pekalongan Utara sejak sepekan terakhir rumahnya terdampak rob yang cukup tinggi maupun akibat pandemik virus corona," ujar Ketua Yayasan Al-Khoirot Simbang Kulon, Zidni Mubarok Mirza kepada melansir laman nu.or.id, Senin (8/6).

Dikatakannya, pendaftaran pelajar yang berminat bisa dilakukan secara daring (online) maupun luring (offline).

"SMP Islam Takhassus memberikan kesempatan bagi putra-putri mereka yang ingin belajar 24 jam tanpa harus dipungut biaya," ungkapnya.

2. Kurikulum yang digunakan sesuai Dinas Pendidikan setempat

Pexels/Pok Rie

Dijelaskan Zidni, kegiatan belajar-mengajar (KBM) di sekolahnya selama ini dilakukan sebagaimana yang berjalan pada umumnya dengan menggunakan kurikulum Dinas Pendidikan setempat. Sedangkan sore dan malam harinya selain belajar bersama, masing-masing siswa diwajibkan mengikuti pendidikan di madrasah diniyah dan tahfiz Alquran.

"Insyaallah, program tahfiz Alquran 30 juz dapat diselesaikan selama tiga tahun. Untuk satu tahun terakhir, yakni kelas 1, sebanyak 140 siswa rata-rata telah hafal Alquran sebanyak 10 juz," jelasnya.

Disampaikannya, lembaga pendidikan SMP Plus tersebut telah hadir sejak setahun lalu. Adanya SMP tersebut guna menjawab keraguan dan kegalauan masyarakat terhadap masa depan putra-putri mereka untuk bisa belajar di lembaga pendidikan berbasis Alquran.

"Lembaga ini lahir untuk menjawab kegalauan masyarakat, khususnya kaum duafa akan masa depan putra-putrinya yang ingin menghafal Alquran. Namun, tetap masih bisa sekolah formal," ujar Zidni.

Baca Juga: Puluhan Desa di Pesisir Demak Dihantam Rob, BPBD: Bukan Bencana Alam

Berita Terkini Lainnya