TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bus Berisi Pendemo dari Unnes dan Undip Kena Tilang, Ini Pemicunya

Mahasiswa nilai ada kejanggalan

IDN Times/Margith Juita Damanik

Semarang, IDN Times - Dua dari lima bus yang mengangkut para demonstran dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Undip terkena tilang saat melintasi jalan raya Pantura di Kabupaten Brebes. 

Rombongan mahasiswa tersebut bertolak ke Jakarta untuk mengikuti aksi unjuk rasa menolak pengesahan berbagai RUU yang bermasalah, di Senayan, Jakarta, pada, Selasa (24/9). 

Rombongan mahasiswa dari dua kampus tersebut berangkat dari Semarang ke Jakarta pada Selasa dini hari (24/9).

Baca Juga: 10 Potret Kocaknya Demo Ribuan Mahasiswa Semarang Menolak RUU KUHP

1. Bus pengangkut mahasiswa Unnes dan Undip sempat menghindari lewat tol

unnes.ac.id

Presiden BEM Unnes, Saiful Muhjab, saat dikonfirmasi membenarkan ihwal kejadian tersebut. Ia mengaku proses keberangkatan rekan-rekannya menuju ibukota Jakarta sengaja dihadang oleh aparat kepolisian yang ada di Brebes.

"Karena kita curiganya, pas lewat tol Brebes kok malah banyak rombongan polisi. Lalu kita belok tidak lewat jalan tol buat menghindari penjagaan aparat yang cukup banyak," tuturnya.

Baca Juga: Sambil Gotong Pocong, Ribuan Mahasiswa Semarang Kepung Gedung DPRD

2. Sopir bus terkena tilang karena tidak membawa SIM dan STNK

IDN Times/Wayan Antara

Meski begitu, apesnya saat melintasi depan Mapolres Brebes, sejumlah polisi sudah menghadang laju bus yang ia tumpangi. Ia bilang, saat kejadian sopir bus terkena tilang karena tidak membawa SIM dan STNK.

"Bagi kami, ini sangat tidak wajar. Ada yang janggal masak tiba-tiba banyak polisi yang berkerumun di pinggir jalan. Pas ditilang, sopir busnya diperiksa dan alasan dari pihak kepolisian karena nggak bawa SIM sama STNK," katanya.

3. Ada ratusan mahasiswa yang sempat terlantar

IDN Times/Fariz Fardianto

Saiful mengungkapkan dari lima bus yang ditumpangi rekan-rekannya dari Unnes dan Undip, dua unit kena tilang. Kejadian itu sekitar pukul 03.00 WIB pagi.

Pihaknya menyayangkan sikap kepolisian yang mencari-cari alasan agar dapat menyetop bus tersebut. 

"Tapi kita ndengerin percakapan sopir yang menyatakan surat-surat mengemudinya lengkap. Mau nggak mau kita yang berjumlah 250 orang sempat terlantar tanpa ada kejelasan dari biro bis. Setelah kami cari info lagi, sopirnya bilang sempat diintimidasi dari polisi untuk tidak melayani perjalanan kami ke Jakarta," sambungnya.

Saiful mengakui persoalan itu dapat diselesaikan setelah aparat kepolisian dengan pihak PO bus memutuskan batal berangkat ke Jakarta dan mengganti armadanya yang baru.

Baca Juga: Wiranto: Demo Mahasiswa Sudah Tidak Penting dan Relevan

Berita Terkini Lainnya