Dibuat Kecewa, Asita: Kebijakan Ganjar Mematikan Pariwisata di Jateng
"Kalau 2 hari nanggung. Kok gak sekalian 14 hari."
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Jawa Tengah mengaku dirugikan dengan program Jateng di Rumah Saja yang diberlakukan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pada 6-7 Februari 2021. Joko Suratno, Ketua DPD Asita Jateng menganggap apa yang dilakukan Ganjar justru bakal mematikan sektor industri pariwisata di semua daerah.
"Dengan aturan berdiam di rumah dua hari kan sama saja semua lockdown. Sektor wisata jelas dirugikan sekali. Dan juga mematikan bisnis pariwisata di Jawa Tengah," kata Joko saat dikontak IDN Times, Rabu (3/2/2021).
Baca Juga: Kritik Untuk Ganjar, Psikolog: Jateng di Rumah Saja Sanksinya Apa?
1. Aturan Jateng di Rumah Saja yang tidak efektif berdampak luas pada pariwisata
Meski gerakan Jateng di Rumah Saja dilakukan untuk memutus penularan COVID-19, kebijakan itu dipandang Joko tidak efektif. Ia justru memperkirakan akan berdampak luas terhadap sektor pariwisata.
"Saat ini pasti ada wisatawan yang membatalkan kunjungannya akibat kebijakan (Jateng di Rumah Saja), cuma memang jumlahnya gak banyak," tukasnya.
Kondisi terburuk yang akan dirasakan yakni para wisatawan akan menunda berpergian ke Jateng. Bahkan, orang-orang yang terlanjur pesan kamar maupun pesan tiket objek wisata akan memutuskan untuk membatalkannya.
"Kalau (Jateng di Rumah Saja) tidak efektif maka pengaruhnya ke orang-orang yang mau datang berwisata. Mereka yang sudah booking pas weekend untuk datang ke Semarang dan Solo akan dibuat kaget. Sehingga mereka akan mengurungkan niatnya. Dan kalau kebijakan ini diulang ulang akan mempengaruhi citra pariwisata Jawa Tengah," cetusnya.
Baca Juga: Jateng di Rumah Saja, Pasar-Obyek Wisata Ditutup 6-7 Februari