TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dipicu Sengketa Lahan, Petani Bentrok dengan Tentara

Saat latihan tanaman petani menjadi rusak 

IDN Times/Istimewa

Kebumen, IDN Times- Sejumlah petani Desa Brecong, Urutsewu Kebumen terlibat bentrokan dengan aparat TNI AD pada Rabu (11/9) pukul 09.00 WIB pagi. Akibat peristiwa ini sejumlah petani terluka.

Informasi yang dihimpun dari Front Nahdliyin untuk Sumber Daya Alam (FNSDA) yang mendampingi para petani Urutsewu, peristiwa tersebut dipicu adanya aksi penyerobotan lahan yang dilakukan oleh aparat TNI setempat.

Baca Juga: 44 Putra Daerah dari Pedalaman Papua Barat Ikuti Seleksi TNI AD

1. Peristiwa bermula saat petani protes penyerobotan lahan

TNI AD (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Anggota FNSDA, Umi Marufah menjelaskan keributan terjadi karena petani merasa dirugikan atas tindakan TNI yang seenaknya memakai lahan mereka. Lahan milik petani itu dipakai TNI untuk dijadikan lokasi latihan alat utama sistem persenjataan (Alutsista).

Umi menambahkan terdapat sekitar 1.100 hektare lahan milik petani yang memanjang melewati tiga kecamatan. Mulai Kecamatan Wirit, Bulus Pesantren dan Ambal.

Baca Juga: 3 Orang Tersapu Ombak Pantai Suwuk Kebumen, 2 Masih Hilang

2. Anggota TNI merangsek masuk ke lahan warga dengan memasang pagar beton

IDN Times/Istimewa

Pada Rabu pagi, sejumlah prajurit berpakaian loreng-loreng hijau memasuki areal lahan milik petani di Desa Brecong. Mereka kemudian membuat pagar pembatas tanpa izin dari pemilik lahan. Proses pemagaran lahan pun dikerjakan menggunakan betonisasi.
Beberapa petani yang tak terima lalu berusaha menghalangi pemagaran yang dilakukan anggota TNI.

"Puncaknya terjadilah kericuhan di Desa Brecong. Dari informasi yang saya terima, ada sebelas orang yang terluka. Namun, korban yang terluka dibawa ke mana, saya belum mengetahui lebih jauh," kata Umi saat dikontak IDN Times.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Bocah Ngapa (k) Asal Kebumen yang Lagi Hits

3. Saat latihan, lahan petani sering rusak

Foto hanya ilustrasi. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ia mengecam ulah TNI yang nekat merampas lahan milik petani. Tindakan itu sangat disayangkan karena latihan alat berat yang digelar TNI kerap merusak tanaman milik petani tanpa diberi ganti rugi. Di sisi lain, petani Urutsewu selama ini mengandalkan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

"Padahal lahannya itu sudah ada sertifikat resminya, mayoritas milik petani," tuturnya.

Baca Juga: 2 Bulan Tak Bercocok Tanam, Petani Desa Batumadeg Beralih Ternak Sapi

Berita Terkini Lainnya