Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Kampus Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang memastikan akan mengurangi penggunaan paper untuk menentukan kelulusan para mahasiswanya. Sebagai gantinya, kampus berbasis teknologi informasi tersebut akan menelurkan lebih banyak produk teknologi kecerdasan buatan atau artificial Intelligence (AI) guna menentukan standar kelulusan.
Baca Juga: Perkenalkan Guys! Ini Dia Robot Gamelan Karya Mahasiswa Udinus, Bisa Main 24 Jam
1. Rektor Udinus tegaskan kurangi penggunaan jurnal
Ketua Alumni Udinus Mayjen TNI Nugroho Sulistyo dan Rektor Udinus, Prof Edi Noersasongko. (IDN Times/Fariz Fardianto) Rektor Udinus, Prof Edi Noersasongko mengungkapkan saat ini kampusnya sudah banyak mengurangi penggunaan jurnal, tesis dan skripsi untuk menentukan kelulusan masing-masing mahasiswanya.
"Pertama kita sekarang sudah banyak mengurangi papper-papper seperti tesis dan skripsi lalu kita memperbanyak dalam bentuk produk. Oleh karenanya, para mahasiswa sekarang banyak memunculkan inovasi unggulan. Seperti robot gamelan, becak listrik, ada animasi juga yang ternyata itu sangat bersentuhan dengan dunia kerja," kata Edi usai menghadiri acara wisuda ribuan mahasiswa Udinus di Ballroom Poncowati, Patrajasa Semarang, Kamis (25/4/2024).
2. Para dosen dipacu agar menjadi profesor
Mahasiswa Udinus Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto) Ia menyampaikan dengan membuat produk berbasis teknologi, maka setiap mahasiswa bisa mendekatkan dengan dunia nyata.
Menurutnya tantangan yang dihadapi pada masa mendatang juga semakin berat. Untuk itulah, para dosen Udinus sudah diarahkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya.
Salah satunya dengan mendorong para dosen untuk berkuliah kembali. Termasuk sampai jenjang doktoral.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
"Tantangan yang kita hadapi dosennya harus semakin pintar. Karena ilmu pengetahuan berkembang terus maka dosennya terus kita sekolahkan sampai tingkat doktor agar menjadi seorang profesor," terangnya.
3. Jika tidak kreatif akan jadi beban negara
Acara wisuda Udinus Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto) Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Alumni Udinus, Mayjen TNI Nugroho Sulistyo mengingatkan kepada para lulusan Udinus agar mampu menjawab tantangan bonus demografi pada 2045 mendatang. Sebab jika lulusan Udinus sebagai angkatan kerja tidak sanggup berinovasi justru menjadi beban negara.
"Angkatan kerja kita nanti kalau tidak berinovasi, tidak kreatif akan jadi beban negara. Akan tetapi kalau mereka bisa mengembangkan diri harus berkaitan dengan sektor pendidikan, teknologi dan lowongan kerja," terang pria yang jadi Staf Ahli Menhan tersebut.
"Kalau tidak ada lowongan kerja akan jadi beban. Maka entrepreneur lulusan Udinus harus dapat berkarya bagi masyarakat," tambahnya.