TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jateng Dilanda La Nina, Waspadai Ancaman Banjir di Sejumlah Daerah Ini

Curah hujan akan meningkat di Oktober 2020

IDN Times/Ayu Afria Ulita

Semarang, IDN Times - Fenomena anomali iklim La Nina diperkirakan menghantam wilayah Jawa Tengah selama musim penghujan tahun 2020. Dampaknya bakal dirasakan masyarakat setempat. Yakni berupa meningkatnya intensitas curah hujan ditambah adanya berbagai bencana alam yang berpeluang terjadi dalam kurun waktu bersamaan.

"Beberapa kondisi fisis dan dinamika atmosfer menunjukan potensi penambahan curah hujan selama musim penghujan. Sehingga warga patut mewaspadai adanya peluang bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, tanah longsor dan genangan," kata Iis Widya Harmoko, Kasi Data Dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I Kota Semarang, saat dikonfirmasi IDN Times melalui pesan singkat, Minggu (4/10/2020).

Baca Juga: Beda Fenomena El Nino dan La Nina serta Dampaknya ke Iklim Indonesia

1. La Nina melanda Aceh sampai NTB, termasuk juga wilayah Jateng

kraichgau.news

Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan perkembangan perubahan cuaca masih terus dipantau dengan melihat fenomena La Nina Lemah akan meluruh atau justru menjadi La Nina Moderat.

Sedangkan dari informasi yang dirilis BMKG, pada Oktober 2020 musim penghujan diantaranya muncul di pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

2. Ganjar mengaku akan aktifkan posko bencana mulai Oktober-Maret 2021

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memamerkan hasil kreasi batik. Dok.Humas Pemprov Jateng

Dilain pihak, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengaku saat ini sedang menyiapkan upaya demi menanggulangi potensi bencana selama musim penghujan. Ia bilang masih menyusun peta bencana dan posko bencana yang beroperasi per Oktober sampai Maret 2021 nanti.

Ganjar mengklaim butuh peta bencana agar dapat mengatasi banjir dan tanah longsor saat dilanda hujan. Pihaknya sudah membahas antisipasi debit hujan tinggi bersama tim BPBD, BBWS, PSDA.

"Misalnya peta rawan banjir di Jateng ada Brebes dengan luasan bencana 5.796 hektar, Pemalang ada 7.296 hektar, Tegal 1.011 hektar. Ada juga Kendal, Kudus dan lainnya. Termasuk peta lokasi mulai nama sungai, kondisi tanggul dan sebagainya sudah dipetakan secara rigid," ungkapnya dalam keterangan yang diperoleh IDN Times.

Baca Juga: Api Abadi Mrapen Grobogan Mendadak Padam, Ganjar Kerahkan Ahli Geologi

Berita Terkini Lainnya