TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korban Kecanduan Game Makin Marak, Sebulan RSJ Amino Rawat 3 Anak  

Kebanyakan anak SMP dan SMA

Sejumlah pengunjung saat menjenguk keluarganya di RSJ Amino Gondohutomo. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Pengelola RSJ dr Amino Gondohutomo, menyatakan fenomena anak yang kecanduan game di Kota Semarang awal 2020 semakin marak. Pasalnya, setiap bulan mereka menangani dua hingga tiga anak yang kecanduan game.

Baca Juga: Kecanduan Game Akut, Tiga Bocah Berusia 9 Tahun Dirawat di RSJ Amino

1. RSJ Amino layani terapi kecanduan game selama 45 menit

Ruangan psikososial untuk merawat anak remaja di RSJ Amino Gondohutomo Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Linda Kartikasari, seorang psikiater RSJ dr Amino Gondohutomo mengatakan rata-rata anak yang menjalani terapi kejiwaan di rumah sakitnya setingkat SMP dan SMA. "Setiap sesi kita berikan terapi bagi anak yang kecanduan game selama 40-45 menit," kata Linda ketika ditemui di rumah sakitnya, Kamis (21/2).

Linda menjelaskan anak yang kecanduan game awalnya didiagnosa mengalami gangguan depresi. Setelah menjalani pengobatan, kasus kecanduan game ini diketahui dari perilakunya selama menjalani berbagai macam tahapan terapi.

"Makanya lalu kita langsung menangani sesuai keluhan yang disampaikan oleh orangtuanya. Kita punya enam psikolog dan delapan psikiater yang rutin melayani terapi kejiwaan," jelasnya.

2. Terdapat anak SMP di-DO gara-gara kebablasan nge-game

https://www.shutterstock.com/image-photo/DeanDrobot

Sedangkan, Dirut RSJ dr Amino Gondohutomo, Alek Jusran berkata kasus anak yang kecanduan game belakangan semakin marak. Pihaknya prihatin dengan banyaknya anak yang sering menjalani terapi kejiwaan setiap bulan. 

Bahkan, ada pula beberapa anak terpaksa rawat inap karena perilakunya menjadi sulit dikontrol. Malahan ada anak SMP kena drop out gara-gara perilakunya berubah drastis.

"Memang tidak serta-merta kita diagnosa dia mengalami gangguan jiwa. Tapi kita menemukan ada siswa SMP yang dikeluarkan karena sering bolos. Ternyata setelah kita cek, dia rupanya mengalami kecanduan game akibat faktor lingkungannya. Habis main game sama temannya, dia juga minum alkohol dan pake napza," terangnya.

Ia bilang penggunaan gadget pada anak-anak bak pisau bermata dua. Tanpa disadari game pada gadget kerap menjerumuskan anak-anak pada perilaku adiktif. "Tanpa adanya kontrol dari orangtua, anak-anak sering kecanduan. Fenomenanya lagi marak. Masalahnya banyak anak yang kebablasan main game sampai dikeluarkan dari sekolah. Prestasi sekolahnya menjadi ambyar," ungkapnya.

Baca Juga: Kecanduan Gim dan Rajin Main Gim adalah Hal yang Beda

Berita Terkini Lainnya