TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amien Rais Yakini Masih Ada Gerakan  Jabatan Presiden Tiga Periode

Menurutnya ada dukungan minoritas yang kuat.

Amien Rais. (IDN Times/Larasati Rey)

Surakarta, IDN Times - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais meyakini hingga saat ini masih ada gerakan untuk perpanjangan jabatan atau perubahan aturan hukum agar jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi tiga periode.

Hal tersebut disampaikan Amien saat menjadi pembicara dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah, di Edutorium UMS, Solo, Senin (30/05/2022).

Baca Juga: Amien Rais Kritik Jokowi, Istana Pilih Mendoakan: Semoga Panjang Usia

1. Amien sebut isu jabatan Presiden tiga periode masih memanas

Amien Rais (kiri) saat hadiri Seminar di Editorium UMS, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Menurut Amien Rais isu tiga periode tersebut memang masih memanas hingga sekarang. Bahkan sudah menjadi watak manusia. Tidak hanya di Indonesia namun juga di negara lain, seperti Afrika, Amerika, Cina dan lainnya.

“Cuma dengan akal sehat dan nurani kita, mestinya tidak begitu. Kalau sudah dua ya dua jangan tambah lagi,” katanya.

Menurut Amien, wacana jabatan presiden tiga periode tersebut mudah dilakukan, sehingga ia khawatir tetap akan terjadi. “Ini wanti-wanti saya, karena begitu ada tiga periode, Pak Jokowi 15 tahun dan Pak Luhut, itu kemudian kita tidak tahu apa yang terjadi,” katanya.

2. Rencana tiga periode diyakini akan mendapat dukungan parlemen

Ketua Umum Partai Ummat, Amien Rais (kiri) dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan (kanan) (Dokumentasi tangkapan layar YouTube Amien Rais/Biro Pers Kemenko Marves)

Lebih lanjut mantan Ketua PP Muhammadiyah periode 1995-1998 tersebut yakin jika rencana jabatan tiga periode dilakukan akan mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen.

“Saya masih (yakin). Saya bukan curiga tanpa dasar. Karena watak dari sebuah kekuasaan, dimana saja bukan hanya di Indonesia, itu emoh (tidak mau) turun. Sehingga ada kata-kata ‘No body will relingest his all good power golden to related’,” katanya.

“Tidak ada penguasa laki-laki atau perempuan yang kemudian melepaskan kekuasaannya sukarela. Tidak ada, kalau bisa ditambah,” imbuhnya.

Baca Juga: Heboh Podcast LGBT Deddy Corbuzier, Begini Fatwa Tarjih Muhammadiyah

Berita Terkini Lainnya