TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bukan Karena Kantong Tebal, Ini Alasan Tiwi Gandeng Sudono di Pilkada

Rekomendasi PDIP usung Tiwi - Dono di Pilkada Purbalingga 

Bakal calon bupati dan wakil bupati Purbalingga dari PDI Perjuangan, Dyah Hayuning Pratiwi dan Sudono.

Purbalingga, IDN Times – PDI Perjuangan mengeluarkan rekomendasi untuk calon Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga, Rabu (19/2). Rekomendasi jatuh pada bakal calon bupati petahana Dyah Hayuning Pratiwi dan Sudono sebagai calon wakil bupati.

Baca Juga: Pilkada 2020, 6 Paslon PDIP di Jateng Berpotensi Melawan Kotak Kosong

1. Pilih Sudono bukan karena uangnya

istimewa

Ketua DPC PDI Perjuangan Purbalingga, Bambang Irawan membantah pilihan Sudono sebagai pendamping Tiwi karena faktor kekuatan finansial yang dimiliki Sudono. Sebagaimana diketahui Sudono merupakan kontraktor yang memang dikenal berkantong tebal.

“Finansial bukan pertimbangan utama, walupun diperlukan untuk membayar saksi,” kata Bambang yang juga Ketua DPRD Purbalingga ini.

Ia mengatakan, proses penentuan penerima rekomendasi berlangsung di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan. Sebelumnya, pada tingkat DPC, PDI Perjuangan menjaring bakal calon bupati dan wakil bupati yang kemudian menjadi bahan pertimbangan di tingkat pusat.

“Pertama itu kewenangan DPP partai. Kedua mekanisme sudah dijalankan,” kata Bambang Irawan.

Bambang mengatakan, mekanisme yang dimaksud antara lain fit and proper test yang dilakukan penguji yang berkompeten. Hasil uji kepatutan dan kelayakan ini yang di antaranya mengerucut pada nama Sudono.

“Selain itu juga ada hasil survei,” ujar dia.

2. Golkar punya suara signifikan di dewan

Dok. IDN Times/Istimewa

Di luar itu, Bambang juga mengungkapkan ada perhitungan politik yang membuat PDI Perjuangan menjatuhkan pilihan pada Sudono yang juga sebagai Ketua DPD Partai Golkar Purbalingga. Partai Golkar memiliki porsi cukup besar di DPRD, tujuh kursi.

“Golkar punya modal suara di dewan, dan yang bersangkutan mendaftarkan diri. Apa salahnya,” kata dia.

Bambang mengatakan, jika partai menghendaki, bisa saja PDI Perjuangan mecalonkan kader internal. PDI Perjuangan mendapat 10 kursi yang membuat partai berlambang kepala banteng ini leluasa mencalonkan siapapun.

“Tetapi kami sadar untuk membangun Purbalingga kita tidak bisa sendiri. Purbalingga butuh kebersamaan,” kata dia.

Bambang mengatakan, langkah selanjutnya setelah rekomendasi turun ialah mengonsolidasikan kader partai agar satu langkah mengamankan rekomendasi. Konsolidasi dari level DPC hingga anak ranting di 239 desa dan kelurahan akan segera dihelat untuk menguhkan komitmen.

“Ketika ketua umum sudah mengeluarkan rekomendasi, kader semua harus tegak lurus wajib dimenangkan,” ujar dia.

3. Kader yang melawan akan dikeluarkan

IDN Times/Rudal Afgani

Sementara ketika ada kader yang maju mendampingi bakal calon bupati lain atau bahkan maju sebagai bakal calo bupati dari partai lain, ia mengatakan aka nada kosekuensi yang harus ditanggung. Menurutnya, partai memiliki aturan yang berlaku untuk setiap anggota tanpa kecuali.

“Otomatis keluar, kalau dia di dewan ya PAW,” kata Bambang tegas.

Bambang mengatakan PDI Perjuangan masih membuka ruang untuk berkoalisi dengan partai lain. Bambang juga menegaskan tidak ada hubungan transaksional dalam koalisinya.

"Kita bertarung, berkompetisi untuk membangun Purbalingga," ujar dia.

Baca Juga: 12 Paslon Rekomendasi PDIP untuk Pilkada 2020 di Jawa Tengah

Berita Terkini Lainnya